Pengkritik Presiden Rusia Putin Sakit Setelah Minum Teh, Diduga Diracuni
MOSKOW, iNews.id - Pengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny, menjalani perawatan medis diduga akibat diracuni.
Navalny mengalami masalah kesehatan dalam penerbangan dari Siberia menuju Moskow, Kamis (20/8/2020). Saat menunggu penerbangan di bandara Tomsk, Siberia, dia meminum teh yang diyakini oleh rekan-rekannya sudah dicampur racun.
Kondisinya semakin parah dalam penerbangan hingga pesawat mendarat darurat di Omsk, sekitar 2.200 kilometer dari Moskow. Navalny diturunkan di kota itu untuk mendapat perawatan.
Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (21/8/2020), mengatakan, rumah sakit menolak memindahkan pasien ke fasilitas kesehatan lebih baik.
Yarmysh, mengutip keterangan dokter yang merawat, mengatakan, kondisi Navalny tidak stabil. Namun rumah sakit menolak keinginan kerabat untuk memindahkan Navalny ke fasilitas kesehatan lain.
"Pelarangan pemindahan Navalny merupakan upaya agar kehidupannya ditangani para dokter serta otoritas licik yang memberikan izin," kata Yarmysh.
Sementara itu wakil dokter kepala rumah sakit tempat Navalny dirawat, Anatoly Kalinichenko, mengaku tidak menemukan jejak racun dalam pemeriksaan. Dokter mempunyai diagnosis tersendiri atas kondisi Navalny, namun dia belum dapat menginformasikannya.
Dukungan terhadap Navalny mengalir dari luar negeri. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menegaskan siap menyediakan perawatan terbaik bagi sang oposisi.
"Saya sangat prihatin dengan laporan mengenai peracunan Alexei Navalny, kesehatannya, serta penolakan untuk memindahkannya keluar dari Rusia. Kita harus yakin 100 persen bahwa keamanannya terjamin," cuit Morawiecki.
Prancis dan Jerman juga menawarkan perawatan medis bagi Navalny. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel dalam kesempatan bersama di kediaman musim panas Laut Mediterania mengungkapkan keprihatinan mereka dengan apa yang terjadi pada Navalny.
"Kabar yang kami terima saat ini sangat membuat tak nyaman. Kami akan terus mengikuti perkembangannya secara dekat. Kami tentu saja siap menyediakan semua bantuan yang diperlukan untuk Navalny dan semua yang dekat dengannya, terkait layanan kesehatan, suaka dan perlindungan. Saya harap dia dapat diselamatkan," kata Macron.
Sementara itu Merkel mengatakan Jerman siap memberikan perawatan kepada Navalny di rumah sakit negaranya, namun belum menerima permintaan.
"Yang menjadi penting adalah persoalan di belakang hal ini harus diperjelas dengan cepat. Kami bersikukuh karena yang kami dengar sejauh ini sangat tidak menyenangkan. Hal itu harus dilakukan secara transparan," kata Merkel.
Editor: Anton Suhartono