Pengusaha Vietnam Bikin ATM Beras, Bisa Diambil Warga Terdampak Wabah Corona Gratis

HO CHI MINH, iNews.id - Seorang pengusaha di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, membuat mesin dispenser berisi beras yang bisa diakses secara gratis oleh warga miskin.

Mesin yang disebut ATM beras tersebut bisa digunakan 24 jam, termasuk oleh warga yang kehilangan penghasilan akibat wabah virus corona.

Baca Juga

Trump Sudah Punya Keputusan tentang Nasib Venezuela, Perang atau Konsensi Minyak?

Vietnam sejauh ini melaporkan 262 kasus Covid-19, tanpa seorang pun yang meninggal, memicu pujian karena dianggap berhasil mengendalikan wabah.

Meski demikian, Vietnam tetap memberlakukan pembatasan sosial secara ketat selama 15 hari yang dimulai pada 31 Maret. Akibatnya banyak usaha kecil tutup menyebabkan ribuan orang diberhentikan sementara dari pekerjaan dan pedagang harian tak mendapat penghasilan.

Baca Juga

Serukan Physical Distancing, Pemerintah Ajak Belajar dari Vietnam

ATM beras ini mendapat pujian dari warga yang terdampak pembatasan sosial.

“ATM beras ini sangat membantu. Dengan satu karung beras ini cukup untuk sehari,” kata Nguyen Thi Ly, ibu tiga anak berusia 34 tahun yang kehilangan pekerjaan, dikutip dari Reuters, Senin (13/4/2020).

Baca Juga

PM Vietnam Bersumpah Hukum Warganya jika Sembunyikan Virus Korona

Mesin tersebut bisa mengeluakan sekarung beras seberat 1,5 kg untuk sekali penarikan.

Para pengguna beras gratis ini umumnya pedagang jalanan atau mereka yang mengandalkan nafkah dari penghasilan harian.

Baca Juga

Vietnam Klaim Seluruh Pasien Virus Korona Berhasil Sembuh, Keajaiban atau Keberhasilan?

Hoang Tuan Anh, pengusaha di balik ATM beras, awalnya menyumbang perangkat bel pintu pintar ke rumah sakit di Kota Ho Chi Minh. Keahlian teknologinya pun dimanfaatkn dengan membuat ATM beras.

Mesin serupa telah didistribusikan ke kota-kota besar lain seperti Hanoi, Hue, dan Danang.

"Saya menyebut mesin ini sebagai 'ATM beras' karena orang dapat menarik beras dari sana, meyakinkan bahwa masih ada orang baik yang ingin memberi mereka kesempatan kedua," kata Anh.

Editor: Anton Suhartono