Penyidik Sebut Pintu Keluar Mal di Rusia Ditutup Saat Kebakaran
MOSKOW, iNews.id - Penyebab kebakaran besar yang terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Siberia, Kota Kemerovo, Rusia, yang menewaskan sedikitnya 64 orang, mulai terkuak. Tim penyidik menyebut seorang penjaga keamanan dengan sengaja mematikan sistem alarm peringatan.
Selain alarm kebakaran yang dimatikan, pintu keluar darurat juga ditutup secara ilegal.
Kebakaran yang terjadi kompleks Winter Cherry ini merupakan yang paling mematikan di Rusia sejak pecahnya Uni Soviet. Winter Cherry merupakan kompleks tempat hiburan mencakup bioskop dan area bermain anak-anak.
Komite Investigasi Rusia, yang biasa menangani kasus besar, mengatakan, mereka berusaha membawa pemilik mal dan penjaga keamanan untuk dimintai keterangan. Penjaga keamanan diduga mematikan sistem alarm kebakaran setelah mengetahui ada kobaran api di lantai atas mal.
“Pelanggaran serius (hukum) terjadi ketika mal sedang dibangun dan ketika mal sedang berfungsi. Pintu keluar darurat ditutup,” kata juru bicara komite, Svetlana Petrenko, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters, Selasa (27/3/2018).
Terkait hal ini, empat orang telah ditahan polisi untuk dimintai keterangan. Mereka termasuk dua karyawan dari perusahaan yang bertugas menangani alarm peringatan kebakaran di mal.
Tim layanan darurat mengatakan, mereka berhasil memadamkan api, namun kemudian api kembali menyala dan menjalar. Tim penyelamat masih berupaya menyelamatkan para korban dari atap bangunan yang mulai runtuh.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Veronika Skortsova mengatakan dari lokasi kejadian, 13 orang telah dilairkan ke rumah sakit, termasuk seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang berada dalam kondisi serius.
Media Rusia menyebut bocah itu melompat dari jendela dan kedua orangtuanya tewas. Puluhan anak-anak lain diduga tewas dalam peristiwa tersebut.
Banyak korban hanya bisa dapat diidentifikasi melalui tes DNA. Selain itu, daftar tidak resmi dari warga yang hilang beredar di media Rusia, termasuk lebih dari 20 anak-anak, dan beberapa berusia 5 tahun.
Presiden Rusia terpilih Vladimir Putin, menyatakan rasa dukacita atas peristiwa nahas tersebut. Namun Putin belum berbicara secara terbuka terkait tragedi itu, yang memicu kemarahan di Kemerovo, wilayah penghasil batubara sekitar 3.600 kilometer sebelah timur Moskow.
Belum diketahui lebih lanjut apakah masih ada orang yang belum ditemukan.
Editor: Anton Suhartono