Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bolivia-Israel Berdamai, Pulihkan Hubungan Diplomatik setelah Gencatan Senjata Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Perang Mulut Presiden Turki-PM Israel Buntut dari Status Yerusalem

Senin, 11 Desember 2017 - 13:02:00 WIB
Perang Mulut Presiden Turki-PM Israel Buntut dari Status Yerusalem
PM Israel Benjamin Netanyahu (kiri) perang mulut dengan Presiden Turki sebagai buntut dari pengakuan sepihak AS atas Yerusalem (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

ISTANBUL, iNews.id - Buntut dari pengakuan sepihak Amerika Serikat (AS) bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel, konflik antara Israel dengan negara berpenduduk mayoritas Muslim semakin meruncing. Selain negara Arab, Turki pun memberikan kritikan pedas pada Israel.

Tak tanggung-tanggung, Presiden Yayyip Erdogan sendiri yang melempar penyataan pedas itu, yakni menuding Israel sebagai negara teroris. Hal ini didasarkan dari fakta bahwa Israel kerap membunuh anak-anak Palestina ketika melakukan serangan udara dan penanganan aksi demonstrasi.

"Palestina itu korban yang tidak bersalah. Bagi Israel, ini adalah negara teroris, ya teroris. Kami tidak akan mengabaikan Yerusalem demi belas kasih negara yang membunuh anak-anak," kata Erdogan, saat berpidato di Sivas, dikutip dari AFP.

Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers di Paris bersama Presiden Emmanuel Macron merespons pernyataan Erdogan itu.

Pada kesempatan itu, Netanyahu menuding Turki menyerang kelompok Kurdi dan banyak membantu Iran. "Saya tidak terbiasa menerima ceramah tentang moral dari pemimpin yang mengebom Kurdi, yang memenjarakan wartawan, membantu Iran mengatasi sanksi internasional, termasuk di Gaza, membunuh orang-orang tidak bersalah,” tuding Netanyahu, dikutip dari Reuters.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut