Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Selamat dari Upaya Pelengseran
Advertisement . Scroll to see content

Perang Suriah, PM Inggris Theresa May Dipanggil Parlemen Senin

Minggu, 15 April 2018 - 11:41:00 WIB
Perang Suriah, PM Inggris Theresa May Dipanggil Parlemen Senin
Perdana Menteri Inggris Theresa May (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content
LONDON, iNews.id – Perdana Menteri Inggris Theresa May menghadapi kritikan dari anggota parlemen, terutama dari kubu oposisi, terkait serangan ke Suriah. May tak meminta persetujuan terlebih dulu ke parlemen sebelum memerintahkan pasukan menyerang fasiltias senjata kimia rezim Bashar Al Assad.
 
"Bom tak akan menyelamatkan nyawa atau membawa perdamaian. Risiko tindakan yang dipertanyakan secara hukum ini semakin meningkat, Theresa May seharusnya meminta persetujuan parlemen, bukan mengikuti Donald Trump," kata tokoh sayap kiri yang juga pemimpin partai oposisi Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dikutip dari AFP, Minggu (15/4/2018).
 
Saat Inggris bergabung dengan Amerika Serikat mengivasi Irak pada 2003, Perdana Menteri Inggris saat itu Tony Blair meminta persetujuan terlebih dulu kepada parlemen.
 
Meski demikian, Corbyn bisa memahami serangan atas fasilitas senjata kimia Assad. Namun ke depannya, dia mendesak May menghentikan serangan ke Suriah dan mengedapankan langkah negosiasi untuk menghentikan perang sipil di Suriah.
 
Sebelumnya, pemerintahan May menyatakan serangan ke Suriah tidak melanggar. Alasannya, serangan ini bertujuan mengurangi penderitaan kemanusiaan rakyat Suriah serta menghancurkan kemampuan senjata kimia rezim Assad.
 
"Inggris diberi mandat di bawah hukum internasional, dengan dasar pengecualian, untuk melakukan tindakan mengurangi penderitaan kemanusiaan yang luar biasa," demikian pernyataan Pemerintah Inggris.
 
Disebutkan pula dalam pernyataan itu, pemerintahan Assad melakukan kejahatan perang dan melakukan pelanggaran kemanusiaan dengan menggunakan senjata kimia.
 
Rencananya, May akan dipanggil Parlemen pada Senin 16 April.
 
Serangan Amerika Serikat bersama dengan sekutunya, Prancis dan Inggris, pada Sabtu 14 April mengincar fasilitas yang berkaitan dengan persenjataan kimia Suriah. Ada tiga lokasi yang menjadi sasaran pengeboman, di antaranya di Damaskus dan Homs.
 
Serangan ini merupakan respons atas penggunaan senjata kimia oleh pasukan Bashar Al Assad saat menyerang Kota Douma, Ghouta Timur, yang menyebabkan sekitar 70 orang tewas. Kebanyakan korban adalah warga sipil anak-anak dan perempuan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut