WASHINGTON DC, iNews.id – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, memperingati Hari Internasional Perangi Islamofobia yang pertama, Rabu (15/3/2023). Dalam kesempatan itu, dia menyatakan setiap orang memiliki kebebasan untuk menjalankan keyakinan mereka.
“Setiap orang di mana pun memiliki hak atas kebebasan berpikir, hati nurani, beragama, dan keyakinan, termasuk kebebasan untuk mengubah keyakinannya atau tidak meyakininya,” ungkap Blinken dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (16/3/2023) WIB.
Pemberontak RSF Dituding Tutupi Skandal Genosida dengan Bakar dan Kubur Jenazah
“Setiap orang juga memiliki kebebasan, baik secara individu maupun bersama-sama dengan orang lain, maupun di depan umum atau pribadi, untuk melaksanakan keyakinan itu dalam ibadah, ketaatan, pengamalan, dan pengajaran,” ujarnya.
Blinken mengatakan, Muslim di seluruh dunia terlalu sering menghadapi diskriminasi dan kebencian berdasarkan keyakinan agama mereka. Tanggal 15 Maret ini adalah hari peringatan pertama yang diumumkan oleh PBB pada 2022 untuk memerangi Islamofobia.
Grafiti Islamofobia Bernada Ancaman Ditulis di Jembatan: Kami Akan Bantai Perempuan dan Anak Muslim
Tanggal tersebut juga memperingati empat tahun serangan teror di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Kala itu, seorang teroris bernama Brenton Tarrant secara brutal membantai 51 jemaah Muslim dan melukai 40 lainnya dengan senjata api.
“Pada hari ini, kami meminta perhatian kepada orang-orang di seluruh dunia yang dilecehkan, ditahan, dipenjara, atau bahkan dibunuh karena mengidentifikasi diri, mempraktikkan, memeluk agama Islam, atau dianggap sebagai Muslim,” kata Blinken.
Menlu AS Antony Blinken Batal Berkunjung ke China, Buntut Insiden Balon Mata-Mata
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku