Perempuan 90 Tahun Kena Tipu Rp462 Miliar, Pelaku Nyamar Jadi Petugas Keamanan China

HONG KONG, iNews.id - Seorang perempuan berusia 90 tahun di Hong Kong menjadi korban penipuan sebesar 250 juta dolar Hong Kong atau sekitar Rp462 miliar. Pelaku mengaku sebagai pejabat keamanan China.

Menurut keterangan kepolisian Hong Kong, Selasa (20/4/2021), pelaku diduga bagian dari sindikat penipuan online melalui telepon yang mengincar korban orang kaya berusia lanjut. Para korban bisa terjebak sehingga bersedia mentransfer uang untuk investasi yang sebenarnya fiktif.

Rusia Siap Menolong Venezuela saat Kapal Induk AS Mendekat

Korban diketahui tinggal di permukiman elite Hong Kong, The Peak.

Dilaporkan South China Morning Post (SCMP), mengutip sumber kepolisian, para pelaku mulai menghubungi perempuan yang disembunyikan identitasnya itu pada musim panas lalu, berpura-pura sebagai pejabat keamanan publik China. Mereka mengatakan kepada korban bahwa identitasnya telah dicatut dalam kasus kriminal serius di China.

Infografis Ribuan Warga Hong Kong Ajukan Visa ke Inggris Setelah China Terapkan UU Keamanan

Perempuan itu diminta mentransfer uang dari rekeningnya ke rekening milik tim investigasi untuk diamankan dan diawasi.

Beberapa hari kemudian, seseorang datang ke rumahnya membawa ponsel dan kartu SIM khusus untuk berkomunikasi dengan petugas keamanan palsu. Pria itu membujuk korban untuk melakukan total 11 transfer bank.

Hong Kong Musnahkan 3.000 Babi akibat Demam Afrika

Selama 5 bulan, korban mengirim total 250 juta dolar Hong Kong atau sekitar Rp462 miliar ke rekening penipu. Ini merupakan kasus penipuan terbesar melalui telepon di Hong Kong.

Kasus ini terungkap setelah pembantu rumah tangga perempuan itu mendapati kejanggalan lalu menghubungi putri majikannya yang kemudian ditindaklanjuti ke kepolisian.

Hasil penyelidikan, polisi menangkap remaja berusia 19 tahun atas kasus ini namun dia dibebaskan dengan jaminan. Remaja itu merupakan orang yang datang ke rumah korban membawa ponsel.

Hong Kong merupakan rumah bagi banyak miliarder, tinggal di rumah atau apartemen mewah.

Dengan konsentrasi penduduk lansia kaya begitu tinggi, kota ini menjadi sasaran utama para penipu, kebanyakan pelaku berasal dari China.

Kepolisian Hong Kong menyatakan, kasus penipuan semacam itu sedang marak. Laporan kasus serupa naik 18 persen pada kuartal pertama 2021 di mana para pelaku mengantongi 350 juta Hong Kong selama periode tersebut.

Pada 2020, polisi menangani 1.193 kasus penipuan dengan total kerugian 574 juta dolar Hong Kong.

Di tahun itu juga, seorang perempuan 65 tahun ditipu 68,9 juta dolar menggunakan modus serupa, para pelaku menyamar sebagai petugas keamanan dari China.

Editor: Anton Suhartono