Peristiwa Sejarah 1 September: Gempa Dahsyat 100 Tahun Lalu hingga Perang Dunia II
JAKARTA, iNews.id - Peristiwa sejarah yang terjadi pada 1 September menarik untuk diketahui. Pada tahun 1923 di tanggal tersebut, tercatat peristiwa Gempa Besar Kanto di Jepang yang menewaskan lebih dari 140.000 orang.
Di Indonesia, peristiwa sejarah 1 September antara lain berdirinya IPB dan lahirnya polwan.
Peristiwa-peristiwa ini mencerminkan berbagai aspek sejarah global, termasuk konflik militer, terorisme, perkembangan demokrasi, dan hubungan internasional.
Berikut sejumlah peristiwa sejarah 1 September seperti dirangkum iNews.id, Jumat (1/9/2023):
Pada 1 September 1923, wilayah Tokyo dan Yokohama, Jepang dilanda gempa berkekuatan 7,9 magnitudo. Gempa juga memicu gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 12 meter di Atami, Teluk Sagami.
Tsunami tersebut menewaskan 60 orang dan menghancurkan 155 orang. Secara keseluruhan, peristiwa yang dikenal dengan Great Kanto Earthquake (Gempa Besar Kanto) itu menelan korban jiwa lebih dari 140.000 orang serta menghancurkan kota Tokyo dan Yokohama.
Jerman menyerang Polandia pada 1 September 1939, menandai dimulainya Perang Dunia II. Invasi Jerman, di bawah pimpinan Adolf Hitler, dilakukan dengan taktik “blitzkrieg”, yaitu pengeboman besar-besar yang dilakukan pada awal serangan, diikuti dengan invasi darat secara masif untuk menghancurkan sisa-sisa kekuatan musuh.
Setelah menginvasi Polandia, Jerman lanjut menyerang negara-negara lain, seperti Denmark, Norwegia, Belgia.
Polisi wanita (Polwan) Indonesia terbentuk pada 1 September 1948 yang ditandai dengan resminya enam remaja perempuan berdarah Minangkabau mengikuti Pendidikan Inspektur Polisi di Sekolah Polisi Negara, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Tanggal bersejarah tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Polwan oleh masyarakat Indonesia.
Konferensi pertama Gerakan Non-Blok dimulai pada 1 September 1961 di Beograd, Yugoslavia. Dalam konferensi yang berlangsung hingga 6 September 1961 itu, didirikanlah Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non-Alignment Movement, yang prosesnya sudah dimulai sejak Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.
Sebanyak 25 negara peserta KTT sepakat mendirikan sebuah gerakan, bukan organisasi, agar terhindar dari implikasi birokratis saat membangun kerja sama.
Indonesia, yang merupakan salah satu pendiri GNB, terus aktif mendorong GNB untuk berperan dalam menghadapi tantangan global dan perjuangan menentang penjajahan.
Institut Pertanian Bogor (IPB) didirikan pada 1 September 1963 berdasarkan Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 91/1963 yang kemudian disahkan oleh Presiden RI Soekarno dengan Keputusan No. 279/1965.
Kampus yang kini bernama IPB University itu memiliki sejarah yang panjang. Sebelum menjadi perguruan tinggi, IPB pada mulanya merupakan fakultas pertanian di bawah Universitas Indonesia (UI).
Hingga akhirnya, fakultas pertanian memisahkan diri dan resmi menjadi Institut Pertanian Bogor.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq