Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Terungkap, Trump Ancam India dan Pakistan Kena Tarif 250% jika Tak Hentikan Perang
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Perjalanan hidup Ruth Pfau yang dijuluki Bunda Teresa Pakistan mungkin bisa memberikan inspirasi kepada para pembaca yang budiman. Apalagi, perempuan itu semasa hidupnya telah menebar manfaat untuk banyak orang.

Pfau adalah seorang dokter dan biarawati Jerman. Dia mendedikasikan hidupnya untuk memberantas kusta di Pakistan. Sosoknya pun digambarkan sebagai Bunda Teresa di negeri tetangga India itu. 

Perjalanan hidup Ruth Pfau

Pfau lahir pada 1929 di Kota Leipzig, Jerman—yang ketika itu bernama Republik Weimar. Pada masa kecilnya, dia menyaksikan rumahnya hancur akibat pengeboman selama Perang Dunia II.

Dia belajar kedokteran di Universitas Mainz. Pada 1957, Pfau bergabung dengan ordo alias perkumpulan para biarawati Katolik Daughters of the Heart of Mary (Putri-Putri Jantung Hati Maria). 

Perempuan pemilik nama lengkap Ruth Katharina Martha Pfau itu kemudian dikirim ke India Selatan oleh ordo tempat dia mengabdi tersebut. Akan tetapi, masalah visa membuatnya terjebak di Karachi, Pakistan.

Memerangi penyakit kusta

Pfau menyaksikan penyakit kusta di Pakistan untuk pertama kalinya pada 1960. Selanjutnya, dia memutuskan untuk mendirikan klinik di seluruh negeri Asia Selatan itu.

Perempuan Jerman itu mengungkapkan kesedihannya saat melihat penderitaan anak-anak Pakistan akibat kusta. Pernah dia melihat seorang pengidap kusta yang cacat ditempatkan di gua terdekat oleh keluarga demi mencegah penularan penyakit itu.

“Ketika saya datang ke Pakistan, jika seorang penderita kusta memerlukan operasi usus buntu, maka dia akan tetap dioperasi—yang merupakan kemajuan besar pada saat itu. Akan tetapi, para perawat akan menggambar tengkorak dan tulang bersilang di atas tempat tidur (pasien itu) untuk menakut-nakuti pasien lain,” ujarnya seperti dikutip DW.

Misi kemanusiaan Pfau terus berlanjut sejak saat itu. Dia menyelamatkan anak-anak kusta yang cacat dan menderita karena dikurung di gua-gua dan kandang ternak selama bertahun-tahun oleh orang tua mereka, yang takut tertular penyakit itu.

Dia juga melatih dokter-dokter Pakistan dan berhasil menarik sumbangan asing. Dia juga mendirikan Program Pengendalian Kusta Nasional Pakistan dan Pusat Kusta Marie Adelaide, yang hadir di setiap provinsi di negara dengan penduduk mayoritas Muslim itu.

Perjuangannya tak sia-sia. Pada 1996, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Pakistan telah terbebas dari penyakit kusta.

Wafat

Ruth Pfau mengembuskan napas terakhirnya di Karachi pada 10 Agustus 2017 di usia 87 tahun. Ritus terakhirnya dilaksanakan sembilan hari sesudahnya di Gereja St Patrick Karachi. Dia dimakamkan di pemakaman Kristen Gora Qabristan di ibu kota Pakistan tersebut.

Perdana Menteri Pakistan ketika itu, Shahid Khaqan Abbasi, mengungkapkan belasungkawa atas kepergian perempuan berhati mulia itu. “Dr Pfau mungkin lahir di Jerman, tetapi hatinya selalu di Pakistan,” kata Abbasi seperti dikutip BBC.

Sementara Harald Meyer-Porzky dari Yayasan Ruth Pfau yang berbasis di Wurzburg, Jerman, mengatakan bahwa Pfau telah memberikan kehidupan yang bermartabat kepada ratusan ribu orang.

Penghargaan untuk Ruth Pfau

Selama hidupnya, dia menerima banyak penghargaan atas karya-karyanya. Di antaranya berupa Hilal-e-Imtiaz (penghargaan sipil tertinggi kedua di Pakistan) pada 1979; Hilal-e-Pakistan pada 1989, dan; Medali Staufer Jerman pada 2015.

Ia menulis empat buku dalam bahasa Jerman tentang pengalamannya di Pakistan, termasuk To Light A Candle, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Pfau juga mendapat pujian atas upayanya membantu para korban banjir dahsyat di Pakistan Barat Daya pada 2010.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut