Pertempuran Sengit di Gaza Utara, Israel Gempur Hamas Dibalas Serangan Roket
GAZA, iNews.id - Pernyataan militer Israel bahwa mereka sudah menguasai Jalur Gaza bagian utara hanya isapan jempol. Perlawanan sengit terus diberikan Hamas dan pejuang Gaza lainnya di wilayah tersebut.
Tank-tank Israel terlibat dalam pertempuran jarak pendek dengan para pejuang, Selasa (16/1/2024) dini hari. Mereka didukung dengan serangan udara oleh jet-jet tempur.
Bahkan warga setempat menggambarkan pertempuran ini merupakan yang paling sengit sejak 1 Januari 2024, saat Israel menarik sebagian besar pasukannya untuk dikerahkan ke Gaza selatan.
“Kami hampir kembali ke rumah di Nazla, sebelah timur Jabalia, tapi syukurlah kami tidak melakukannya," kata seorang warga Kota Gaza, Abu Khaled (43), kepada Reuters.
Dia mendapat kabar dari warga yang sudah kembali ke rumah mereka bahwa tank-tank Israel kembali dikerahkan ke sana.
“Suara bom dari tank, dari pesawat, tidak berhenti sepanjang malam. Ini mengingatkan kami pada hari pertama serangan darat,” ujarnya.
Para pejuang Gaza juga menembakkan roket melintasi perbatasan Israel, memaksa Iron Dome bekerja keras untuk menangkisnya. Serangan roket itu juga mengejutkan karena gempuran Israel yang sudah berlangsung 100 hari lebih tak menyurutkan kemampuan para pejuang.
Para pejabat Israel mengatakan, serangan roket Hamas menghantam toko elektronik di Israel selatan. Belum ada laporan mengenai korban jiwa.
Sementara itu Israel mengklaim telah membunuh puluhan pejuang Hamas dalam pertempuran sengit di Beit Lahiya pada Selasa dini hari hingga pagi.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyebut, serangan Israel selama 24 jam telah menewaskan 158 orang di wilayah utara. Dengan demikian total korban akibat serangan pasukan Zionis di Gaza mencapai 24.285 orang.
Israel telah menarik sebagian kekuatannya dari Gaza. Bahkan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan serangan darat di wilayah selatan akan segera berakhir.
Pernyataan Gallant itu disampaikan meski tujuan negaranya menghancurkan Hamas belum juga tercapai. Bahkan serangan semakin menjadi-jadi.
Editor: Anton Suhartono