Pesta Kembang Api Tampak di Langit Kabul, Ternyata Taliban Rayakan Ini

KABUL, iNews.id - Ledakan kembang api mewarnai langit Kota Kabul, Afghanistan, Selasa (30/8/2022) malam. Saat itu, Taliban menggelar peringatan pertama penarikan pasukan AS dari Afghanistan atau yang mereka sebut 'Hari Kebebasan',

"Pesta kembang api dengan berbagai warna yang indah diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid di hari yang sama. 

Baca Juga

Pesawat Ke-1.000 Pembawa Pasokan Militer Barat Mendarat di Israel sejak Genosida Gaza

Kembang api disertai dengan tembakan udara perayaan yang intens digelar di banyak wilayah Kabul. Pemerintah de-facto Taliban juga telah menyatakan Rabu (31/8/2022) sebagai hari libur umum untuk menandai hari itu. 

Penarikan pasukan AS dari Afghanistan selesai satu menit sebelum tengah malam waktu setempat pada 30 Agustus tahun lalu. Hal itu terjadi ketika negara yang dilanda perang itu diambil alih oleh Taliban. 

Baca Juga

Indonesia Tak Akui Taliban sebagai Pemegang Kekuasaan Resmi di Afghanistan

Kelompok tersebut telah melancarkan pemberontakan selama 20 tahun terhadap pasukan pimpinan AS yang menginvasi Afghanistan pada Oktober 2001 setelah Serangan 11 September di New York.

Kepala Komando Pusat AS mengatakan saat itu bahwa ada "banyak patah hati" yang terkait dengan keberangkatan. Setelah gagal mengantisipasi Taliban akan menang begitu cepat, Washington dan sekutu NATO-nya terpaksa keluar dengan tergesa-gesa.

Baca Juga

AS Klaim Bunuh Pemimpin Al-Qaeda di Afghanistan, Taliban: Kami Belum Temukan Jenazahnya

Amerika Serikat menyelesaikan penarikan militernya dari Afghanistan setelah pengangkutan udara besar. AS meninggalkan ribuan warga Afghanistan dan ratusan orang Amerika yang masih mencari pelarian dari kekuasaan Taliban.

Beberapa telah dapat pergi, tetapi banyak yang lain tetap di Afghanistan. Taliban ingin mendirikan pemerintahan yang berfungsi penuh yang diakui oleh masyarakat internasional.

Taliban juga sekarang berurusan dengan pemberontakan mereka sendiri, yang dipimpin oleh afiliasi Afghanistan dari kelompok militan Negara Islam.

Editor: Umaya Khusniah