JAKARTA, iNews.id – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menegaskan negaranya akan memajukan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Dia juga mengatakan, AS akan memperdalam aliansi perjanjian serta kemampuan pertahanan dan intelijen dengan mitra di kawasan.
Blinken berkunjung ke Indonesia pada 13-14 Desember, salah satu agendanya menegaskan komitmen AS untuk memperkuat kehadirannya di Indo-Pasifik dalam berbagai bidang.
Pesawat Andalan India Jatuh di Dubai Air Show, Ini 3 Keunggulan HAL Tejas
Pada kesempatan pidato di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/12/2021), Blinken mengatakan setiap orang memiliki andil dalam menjaga agar kawasan Indo-Pasifik bebas dari paksaan dan intimidasi.
Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya persaingan dan ketegangan AS dan China dalam memperebutkan pengaruh dan kepentingan Indo-Pasifik. Hubungan kedua negara berada di titik terendah sejak pemerintahan Donald Trump, dilatarbelakangi isu perdagangan, pelanggaran HAM dan Xinjiang, Taiwan, Hong Kong, Covid-19, serta yang paling panas Laut China Selatan.
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Menlu AS Antony Blinken
Menurut dia, setiap orang memiliki kepentingan dalam menjaga kawasan dari paksaan dan intimidasi, sebuah pesan terselubung kepada China. Pendekatan keamanan, kata dia, harus ditingkatkan sesuai dengan ancaman yang berkembang.
"Kami akan bekerja sama dengan sekutu dan mitra kami untuk mempertahankan tatanan berbasis aturan yang telah kita bangun bersama selama beberapa dekade, guna memastikan kawasan itu tetap terbuka dan dapat diakses," ujarnya, melanjutkan.
Menlu AS Antony Blinken Memulai Kunjungan ke Indonesia Hari Ini
"Biar saya perjelas, tujuan mempertahankan tatanan berbasis aturan bukanlah untuk menjatuhkan negara mana pun. Sebaliknya, ini untuk melindungi hak semua negara untuk memilih jalan mereka sendiri, bebas dari paksaan dan intimidasi," tuturnya, melanjutkan.
AS akan memperkuat kemampuan pertahanan dan intelijen di kawasan dengan para sekutunya serta mempertahankan internet yang terbuka dan aman.
Dia melajutkan, tindakan agresif China di Laut China Selatan mengancam lebih dari 3 triliun dolar AS perdagangan setiap tahun serta negara-negara di kawasan.
Bagaimanapun, lanjut dia, ini bukan tentang kontes AS-sentris atau China-sentris.
China menolak sikap AS sebagai campur tangan dari kekuatan luar yang dapat mengancam stabilitas Asia.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku