PM Irak Mustafa Al-Kadhimi Jadi Sasaran Pembunuhan, Rumah Diserang Drone Berpeledak

BAGHDAD, iNews.id – Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, menjadi sasaran upaya pembunuhan, akhir pekan ini. Sebuah drone alias pesawat tak berawak yang bermuatan bahan peledak, menghantam kediamannya di ibu kota Baghdad, menurut keterangan dari militer Irak, Minggu (7/11/2021) pagi.

Untungnya, Kadhimi selamat dari serangan itu. Sang perdana menteri tidak sampai terluka, dan saat ini berada dalam kondisi yang sehat. Militer Irak menyatakan sudah mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan percobaan pembunuhan yang gagal itu.

Baca Juga

Apakah Wali Kota Muslim Pertama New York City Zohran Mamdani Pro-LGBT?

Kadhimi pun mengabarkan keadaannya Twitter, tak lama setelah serangan itu. Dia  pun menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan menahan diri.

“Roket (drone) pengkhianat ini tidak akan mematahkan semangat orang-orang yang setia. Ketabahan dan kegigihan pasukan keamanan kita yang heroik tidak akan goyah saat mereka bekerja untuk menjaga keamanan rakyat, mencapai keadilan, dan menegakkan hukum,” kata Kadhimi.

Baca Juga

Serangan Drone Hantam Bandara di Arab Saudi, 10 Orang Luka 

“Saya baik-baik saja, alhamdulillah, berada di antara rakyat saya, dan saya menyerukan semuanya tetap menjaga ketenangan dan menahan diri, demi Irak,” ucap sang perdana menteri.

Baca Juga

Momen Buaya Menyambar Drone Terekam Kamera, Kecepatannya Luar Biasa!

Sampai berita ini diunggah, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Koresponden Alarabiyah di Baghdad melaporkan, baku tembak sengit terjadi di dekat Zona Hijau, kawasan yang menjadi lokasi kediaman Kadhimi berada bersama dengan kedutaan AS dan kantor-kantor misi diplomatik lainnya.

Sebelumnya, pada Sabtu (6/11/2021), para pendukung milisi Syiah pro-Iran Hashed al-Shaabi diketahui mendirikan kemah di luar salah satu gerbang Zona Hijau. Mereka berdemonstrasi menentang hasil pemilihan umum bulan lalu, sehari setelah seorang demonstran tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan.

Editor: Ahmad Islamy Jamil