Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

PM Israel Sedih Fasilitas Minyak Arab Saudi Diserang Houthi, Sebut-Sebut Iran

Minggu, 27 Maret 2022 - 08:00:00 WIB
PM Israel Sedih Fasilitas Minyak Arab Saudi Diserang Houthi, Sebut-Sebut Iran
Naftali Bennett, atas nama pemerintah Israel, menyampaikan kesedihan kepada Arab Saudi atas serangan Houthi terhadap fasilitas minyak (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyampaikan kesedihan kepada Arab Saudi terkait serangan rudal dan drone pemberontak Houthi Yaman yang menghancurkan fasilitas minyak di Jeddah pada Jumat lalu. Serangan Houthi juga menargetkan fasilitas sipil di Saudi.

“Pemerintah Israel mengungkapkan kesedihan kepada Kerajaan Arab Saudi akibat serangan mengerikan oleh Houthi yang didukung Iran," kata Bennett, melalui cuitan, Minggu (27/3/2022).

Dia menambahkan, serangan tersebut semakin memperjelas bahwa Iran menginginkan kehancuran di kawasan. Bennett juga menyinggung soal rencana Amerika Serikat yang akan menghapus Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dari daftar teroris.

"Serangan ini adalah bukti lebih lanjut bahwa agresi Iran di kawasan tidak mengenal batas dan semakin meningkatkan kekhawatiran IRGC Iran dihapus dari daftar FTO (Organisasi Teroris Asing)," ujarnya.

Serangan Houthi ke Saudi terjadi pada Jumat malam, menargetkan fasilitas minyak Aramco di Jeddah yang memicu ledakan hebat disertai bola api. Akibat serangan itu dua tangki penyimpanan minyak terbakar, namun tidak ada korban jiwa maupun luka. 

Serangan tersebut berlansung menjelang gelaran Grand Prix F1 yang berlangsung di Jeddah akhir pekan ini. Namun panitia menegaskan rangkaian Grand Prix F1 tetap berjalan seperti direncanakan.

Kementerian energi Saudi mengutuk keras serangan itu seraya menegaskan tidak bertanggung jawab atas gangguan pasokan minyak global akibat serangan tersebut. 

Sementara itu juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengonfirmasi serangan rudal ke fasilitas Aramco di Jeddah dan drone ke kilang Ras Tanura dan Rabigh. Mereka juga menargetkan fasilitas penting lainnya di Ibu Kota Riyadh.

Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi merespons dengan menggelar operasi militer ke Yaman untuk menghentikan serangan fasilitas minyak. Operasi militer ini bertujuan untuk melindungi sumber energi global dan memastikan keberlanjutan rantai pasokan yang ikut terpengaruh akibat serangan Houthi. 

"(Operasi militer) Secara langsung akan menangani sumber ancaman," bunyi pernyataan koalisi. 

Warga sipil Yaman diminta menghindari beberapa lokasi yang mungkin menjadi target serangan seperti fasilitas minyak Hodeidah, kota di tepi Laut Merah. Namun koalisi memastikan akan menghindari lokasi-lokasi sipil dan kerusakan fasilitas minyak Hodeidah.

Setelah itu Houthi mengatakan siap melakukan gencatan senjata selama 3 hari dan mempertimbangkan gencatan senjata permanen jika Arab Saudi mengakhiri blokade dan serangan udara serta menarik semua pasukan dari Yaman.

Yaman dicengkeram oleh perang saudara antara pasukan pemerintah dengan gerakan Houthi selama lebih dari 6 tahun. Ini bermula dari penggulingan pemerintahan yang sah di Sanaa oleh Houthi pada 2014.  Setahun kemudian, koalisi pimpinan Saudi membantu pasukan pemerintah Yaman dengan menyerang melawan pemberontak Houthi.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut