PM Pakistan: AS Harus Akui Pemerintahan Taliban Cepat atau Lambat
ISLAMABAD, iNews.id - Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan menegaskan Pemerintah Amerika Serikat (AS) harus mengakui Taliban sebagai penguasa Afghanistan cepat atau lambat. AS sangat terkejut dan bingung setelah Taliban merebut Afghanistan pada 15 Agustus, jauh lebih cepat dari perkiraan semula.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi Turki, TRT World, Khan mengatakan publik AS saat ini mencari kambing hitam dan menunjuk Presiden Joe Biden sebagai penyebab kegagalan misi Negeri Paman Sam setelah peperangan 20 tahun.
Pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat runtuh menyusul keputusan Biden menarik semua pasukan AS. Meskipun ada tekanan untuk membatalkan, Biden tetap bersikeras menarik semua pasukan paling lambat 31 Agustus.
Menurut Khan, jika AS tidak mencairkan cadangan dana, Afghanistan bisa menghadapi situasi kacau. Situasi akan memicu krisis ekonomi dan kemanusiaan yang berdampak pada munculnya gelombang pengungsi baru ke seluruh dunia, terutama negara di kawasan. Pakistan saat ini sudah menampung hampir 3,5 juta pengungsi Afghanistan.
Perebutan Afghanistan oleh Taliban mendorong AS dan lembaga keuangan internasional memutuskan hubungan dengan negara itu. Aset bank sentral Afghanistan senilai lebih dari 9 miliar dolar AS dibekukan yang memicu krisis likuiditas.
Pakistan dinilai memiliki hubungan dekat dengan Taliban. Banyak pemimpin kelompok itu tinggal di Pakistan selama 20 tahun kehadiran AS dan pasukan sekutu di Afghanistan. Pakistan sedang dalam pembicaraan dengan para pemimpin Taliban Pakistan (TTP) maupun yang berada di Afghanistan untuk rekonsiliasi. Jika rekonsiliasi tercapai, anggota Taliban Pakistan bisa dimaafkan dan kembali.
Pemerintah Khan telah meminta Barat untuk membuka dialog dengan Taliban. Menurut dia, Afghanistan saat ini sedang melewati tahap menentukan yang bersejarah, bergerak menciptakan stabilitas setelah perang yang berlangsung 40 tahun. Jika salah arah, kekacauan dan krisis kemanusiaan yang memicu gelombang pengungsian besar akan berdampak ke negara lain, terutama tetangga.
Saay ditanya apakah dirinya pro-Taliban, Khan menjawab dia hanya ingin solusi yang tidak melibatkan militer. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Afghanistan adalah melalui perdamaian. Jika hanya Pakistan yang mengakui Taliban, kata dia, itu tak akan banyak berarti. Namun pengakuan bersama sebagai kekuatan kawasan dan tetangga akan menjadi solusi lebih baik.
Saat disinggung apakah kedekatan Pakistan dengan Taliban akan memengaruhi hububngan negara itu dengan AS, Khan menegaskan hubungannya dengan pemerintahan Joe Biden baik.
Editor: Anton Suhartono