PM Selandia Baru Jacinda Ardern Merasa Ngeri dengan Kematian George Floyd
WELLINGTON, iNews.id – Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengaku ngeri dengan kematian George Floyd (46), pria kulit hitam yang dibunuh polisi di Minneapolis, Minnesota, AS, pekan lalu. Dia pun menyambut aksi protes damai yang digelar masyarakat di negeri kiwi sebagai bentuk solidaritas.
Namun, Ardern juga mencatat bahwa para pengunjuk rasa di Selandia Baru telah melanggar aturan pembatasan jaga jarak sosial (social distancing) terkait wabah virus corona. Ribuan warga di negara itu mengelar aksi protes damai pada Senin (1/6/2020) kemarin, mengecam kematian Floyd.
“Saya rasa, saya bersama dengan orang-orang lainnya karena merasa ngeri dengan apa yang telah kita lihat,” kata Ardern kepada lembaga penyiaran TVNZ dalam sebuah sesi wawancara, Selasa (2/6/2020).
“Saya tak ingin menghentikan protes damai. Tetapi ada aturan untuk melindungi warga (dari wabah virus corona),” ujarnya.
Ardern digambarkan oleh sejumlah kelompok liberal sebagai politikus yang “anti-Trump”. Perempuan itu memang kerap mempromosikan isu-isu seperti keadilan sosial, multilateralisme, dan kesetaraan.
Ardern mendapat pujian global karena menangani dengan penuh kasih kasus penembakan massal paling sadis di negara tersebut pada 15 Maret 2019, ketika seorang teroris penganut paham supremasi kulit putih membantai 51 orang Islam di dua masjid di Kota Christchurch. Menurut Ardern, respons negaranya terhadap serangan tersebut memperlihatkan bahwa warga Selandia Baru menolak sikap rasial dan kebencian karena latar belakang manusia.
Selama sepekan ini, publik Amerika Serikat digegerkan dengan tewasnya Floyd di tangan petugas Departemen Kepolisian Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, Senin (25/5/2020) pekan lalu. Kala itu, pria keturunan Afrika-Amerika itu diborgol dan ditelungkupkan ke tanah oleh polisi.
Floyd tewas setelah seorang polisi (yang kemudian diketahui sebagai Derek Chauvin) menindih lehernya dengan lutut selama lebih dari lima menit. Kematian pria malang itu direkam dalam sebuah video.
Aksi protes antirasial pascakematian Floyd terus berkobar di berbagai kota di Amerika Serikat. Bahkan, demonstrasi yang menjamur itu kini memakan korban jiwa.
Editor: Ahmad Islamy Jamil