Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ada Demo Nelayan, 1 Ruas Jalan Medan Merdeka Selatan Ditutup Sementara
Advertisement . Scroll to see content

Polisi Makin Beringas, Tembak Mati Belasan Demonstran Capres Oposisi

Jumat, 20 November 2020 - 06:06:00 WIB
Polisi Makin Beringas, Tembak Mati Belasan Demonstran Capres Oposisi
Demonstran pendukung capres Bobi Wine melakukan aksi pembakaran dalam demo yang berlangsung di kota Kampala, Uganda. (foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

KAMPALA, iNews.id - Jumlah korban tewas kerusuhan antara demonstran pendukung calon presiden oposisi dengan pasukan keamanan Uganda bertambah menjadi belasan orang. Polisi diberi izin memakai peluru karet dan gas air mata untuk meredam aksi massa.

Demonstrasi besar-besaran melanda sejumlah kota di Uganda, pengunjuk rasa menuntut pembebasan calon presiden Bobi Wine yang sudah dua kali ditangkap polisi karena dianggap melanggar protokol kesehatan di masa kampanye.

"Bobi Wine terus menerus melanggar pedoman pemilu tentang Covid-19, mengadakan rapat umum, prosesi, dan menjamu lebih dari 200 orang yang direkomendasi per tempat kampanye," Kepala Polisi Kampala, Moses kata Kafeero, dikutip dari AFP, Jumat (20/11/2020).

"Sebagai penegak hukum, kami tidak bisa berdiri dan menonton saat para politisi mempertaruhkan nyawa warga Uganda dengan mendorong prosesi dan demonstrasi besar-besaran, yang memicu transimisi Covid-19," lanjutnya.

Bukan cuma massa capres Bobi Wine, massa aksi juga berasal dari kelompok pendukug capres Patrick Oboi Amuriat yang juga ditahan polisi karena tuduhan serupa.

Demonstran menganggap perlakuan aparat sebagai perpanjangan dari upaya calon presiden petahan Yoweri Museveni--yang berupaya melanjutkan periode keenam pemerintahannya--merusak citra serta lawan politiknya jelang Pilpres Uganda pada 14 Januari tahun depan.

Jumlah korban tewas bertambah, ratusan lainnya ditahan 

AFP melaporkan, pemerintah mengizinkan polisi antihuru-hara bertindak represif guna meredam aksi massa di sejumlah kota. Bahkan, polisi Uganda diperbolehkan menggunakan peluru karet, serta bom asap untuk memecah kerumunan massa.

Dalam dua hari kerusuhan yang pecah di kota Kampala setidaknya 16 orang tewas serta ratusan demonstran ditangkap polisi dengan tuduhan melakukan aksi kriminal.

"Jumlah kematian saat ini mencapai 16 orang, 45 cedera, beberapa diantaranya cedera sangat serius," ucapnya.

"Sekitar 350 orang telah ditangkap karena keikutsertaan mereka dalam aksi kekerasan termasuk, pencurian, perusakan properti, menyebabkan kemacetan, pencurian selama kerusuhan," ujarnya.

Palang Merah Uganda mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka merawat lebih dari 30 orang di kota Kampala menyusul bentrokan yang melibatkan polisi dan massa yang melakukan kerusuhan, termasuk 11 orang karena luka tembak.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut