Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pesawat JetBlue Nyaris Tabrakan dengan Pesawat Tanker Angkatan Udara AS di Karibia
Advertisement . Scroll to see content

Politikus AS Serukan Pembunuhan Presiden Putin, Begini Tanggapan Kedubes Rusia

Jumat, 04 Maret 2022 - 16:57:00 WIB
Politikus AS Serukan Pembunuhan Presiden Putin, Begini Tanggapan Kedubes Rusia
Senator AS, Lindsey Graham. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat (AS) pada Jumat (4/3/2022) menuntut agar Washington secara resmi menjelaskan dan mengutuk pernyataan Senator Lindsey Graham. Sebelumnya, pada Kamis (3/3/2022), Senator Graham, melalui akun Twitternya menyerukan pembunuhan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Kami menuntut penjelasan resmi dan kecaman keras atas pernyataan kriminal orang Amerika ini," tulis kedutaan di Facebook. 

Kedutaan Besar Rusia untuk AS juga menyebut pernyataan itu tidak dapat diterima dan keterlaluan. Mereka menilai, sikap tersebut merupakan Russophobia dan kebencian terhadap Rusia di AS yang sangat tinggi. 

Kedubes Rusia merasa, sulit dipercaya ada seorang senator dari sebuah negara yang mengajarkan nilai-nilai moral bagi seluruh umat manusia mampu untuk menyerukan terorisme sebagai cara untuk mencapai tujuan Washington di arena internasional.

Senator AS, Lindsey Graham pada Kamis (3/3/2022) melalui akun Twitternya menyerukan pembunuhan terhadap Presiden Putin. Hal itu dianggap sebagai satu-satunya cara menghentikan perang Rusia-Ukraina.

"Apakah ada Brutus di Rusia? Apakah ada Kolonel Stauffenberg yang lebih sukses di militer Rusia? Satu-satunya cara untuk mengakhiri ini adalah seseorang di Rusia menendang orang ini keluar. Anda akan memberikan sesuatu yang hebat untuk negara dan dunia," kata Graham di Twitter.

Claus von Stauffenberg merupakan seorang perwira tentara Jerman yang mencoba membunuh Adolf Hitler pada Juli 1944.

Senator Republik dari Carolina Selatan itu mengimbau rakyat Rusia untuk bertindak dalam menanggapi krisis. 

"Satu-satunya orang yang dapat memperbaiki ini adalah orang-orang Rusia. Mudah dikatakan, sulit dilakukan. Kecuali jika Anda ingin hidup dalam kegelapan semumur hidup, terisolasi dan miskin dari seluruh dunia. Anda perlu harus bertindak dalam menanggapi krisis," tulisnya.

Perang Rusia di Ukraina dimulai pada Kamis (24/2/2022). Tindakan Rusia memicu kemarahan internasional. Uni Eropa, AS dan Inggris merupakan beberapa negara yang menerapkan sanksi keuangan keras terhadap Moskow.

Menurut angka PBB, 227 warga sipil telah tewas dan 525 terluka di Ukraina sejak awal perang. Namun, pihak berwenang Ukraina menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 2.000 orang.

Selain itu,  menurut Badan Pengungsi PBB menyebut lebih dari 1 juta orang telah meninggalkan Ukraina menuju negara-negara tetangga guna mencari keamanan. 

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut