Pos Keamanan Diserang, 27 Tentara Tewas dan 33 Lainnya Luka
“Angkatan bersenjata Mali tetap setia pada komitmen mereka untuk memulihkan perdamaian dan ketenangan di seluruh wilayah nasional. Pengorbanan terakhir yang dilakukan oleh putra-putra bangsa tidak akan sia-sia,” katanya.
Sejak 2012, Mali telah memerangi kekerasan yang diatur oleh gerilyawan di Mali utara dan tengah. Mereka menargetkan tentara dan warga sipil.
Bulan lalu, para pemimpin Eropa mengumumkan penarikan pasukan yang dikerahkan di Mali sebagai bagian dari misi kontraterorisme. Mereka merasa otoritas transisi Mali menghambat pergerakan pasukan asing.
Para prajurit membantu Mali dan Afrika Barat tetangga Sahel Burkina Faso dan Niger mengatasi pemberontakan yang terkait dengan kelompok teror al-Qaeda dan Daesh/ISIS yang telah menciptakan kekacauan di daerah tiga perbatasan.
Editor: Umaya Khusniah