Presiden Belarusia Lukashenko: Saya Bukan Diktator Terakhir di Eropa
MINSK, iNews.id - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menolak dirinya disebut sebagai diktator terakhir Eropa. Dia menegaskan bukan diktator, namun jika anggapan itu benar, pria 68 tahun tersebut memastikan bukan yang terakhir.
"Mengenai diktator terakhir Eropa, Anda harus meminta maaf kepada saya," kata Lukashenko, dalam konferensi pers di Istana Kemerdekaan Belarus, Kamis (6/7/2023), seperti dikutip dari Reuters.
"Kekuasaan tidak didapat untuk berkubang di tanah. Bukan saya yang memutuskan apakah saya berkuasa atau tidak. Rakyat memercayakan saya untuk jabatan tinggi ini," ujarnya, menambahkan.
Lukashenko memimpin Belarusia dengan tangan besi sejak 1994. Dalam wawancara khusus dengan Reuters pada 2012, dia menikmati ketenarannya sebagai diktator terakhir Eropa.
Para lawan politik yang kebanyakan berada di luar negeri, menuduh Lukashenko melanggengkan kekuasaannya melalui kecurangan. Bukan hanya itu, mereka menyebut Lukashenko menggadaikan kedaulatan negara kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Lukashenko memang sangat dekat dengan Putin, menyebutnya sebagai kakak.
Dia juga membantah tudingan kecurangan dalam pemilu. Lukashenko mengklaim sebagian besar rakyat mendukungnya karena berhasil membawa Belarusia keluar dari kekacauan selama bertahun-tahun setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Dia mengatakan, saat ini jumlah tahanan kurang dari 22.000 orang, turun dari sekitar 50.000 saat awal berkuasa hampir 29 tahun lalu.
"Saya mungkin bukan diktator yang sangat kuat," tuturnya.
Editor: Anton Suhartono