Presiden Duterte Sebut Pernah Lecehkan Pembantunya saat Remaja
Pernyataan Duterte itu langsung memicu kritikan dari kelompok hak asasi perempuan yang menuduh Duterte mencoba memerkosa atau melakukan pelecehan seksual.
Sekjen partai pembela hak perempuan Gabriela, Joms Salvador, mengecam pernyataan itu sebagai hal menjijikkan. Dia mendesak Duterte mengundurkan diri karena pernah berusaha memerkosa pembantu.
Sementara itu juru bicara Duterte belum memberikan komentar soal pernyataan bosnya.
Duterte dan ajudannya kerap berdalih bahwa penyataannya yang menyinggung soal perempuan hanya sebagai lelucon.
Dia sempat memancing kemarahan pada 2016 saat menyampaikan pidato kampanye, yakni ingin memerkosa seorang misionaris Australia cantik yang dibunuh dalam kerusuhan penjara Filipina.
Sementara itu para pemerhati hukum menganggap pernyataan tersebut bisa membahayakan para tenaga kerja Filipina yang mencari nafkah di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Data kementerian tenaga kerja menyebut, saat ini ada lebih dari 1 juta warga Filipina yang menjadi PRT.
"Praktik-praktik pelecehan yang mendorong budaya pemerkosaan, dalam kasus ini, pelecehan seksual terhadap pembantu rumah tangga," kata Jean Enriquez, direktur eksekutif Koalisi Melawan Perdagangan Perempuan Asia Pasifik.
Editor: Anton Suhartono