Presiden Haiti Dibunuh, PM Inggris Boris Johnson Syok
LONDON, iNews.id – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengaku syok atas pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise. Dia pun menyebut pembunuhan itu tindakan yang menjijikkan.
“Saya terkejut dan berduka atas kematian Presiden Moise,” kata Johnson, Rabu (7/7/2021), dikutip Reuters.
“Belasungkawa kami bersama keluarganya dan rakyat Haiti. (Pembunuhan) ini adalah tindakan yang menjijikkan dan saya menyerukan ketenangan untuk saat ini,” ucap PM Inggris itu.
Presiden Haiti Jovenel Moise ditembak mati oleh penyerang tak dikenal di kediaman pribadinya selepas tengah malam, tepatnya pukul 01.00 Rabu dini hari.
Sebelum kematian Moise, Haiti lebih dulu dilanda kekacauan politik. Presiden berusia 53 tahun itu sempat digoyang oleh isu kudeta.
Pada Februari lalu, Moise menyebut ada komplotan—yang melibatkan sejumlah pejabat lembaga penegak hukum Haiti—berusaha membahayakan dirinya. Lawan-lawan politik menuduh Moise otoriter, dan memimpin kekacauan ekonomi di negara termiskin di belahan bumi barat itu.
Moise pernah menyatakan bahwa dia akan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang pemilu, tetapi tidak akan mundur sampai masa jabatannya berakhir pada 2022. Namun, klaim tersebut ditolak oleh kelompok oposisi dan menyatakan bahwa masa jabatan Moise harusnya berakhir sejak pengujung Januari lalu.
Pemerintahan Moise memutuskan hubungan dengan Caricom (organisasi kawasan negara-negara Karibia) karena menentang Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Editor: Ahmad Islamy Jamil