PALESTINA, iNews.id – Presiden Israel Issac Herzog mendesak pemerintahan PM Benjamin Netanyahu untuk menghentikan rencana perombakan sistem peradilan di negara itu. Dalam beberapa bulan terakhir, rencana itu telah memicu aksi protes besar di seluruh Israel.
“Malam ini (Minggu, 26/3/2023) kita menyaksikan beberapa peristiwa yang sangat sulit,” kata Herzog, seperti dikutip The Jerusalem Post pada Senin (27/3/2023).
Negara-negara NATO Uraikan Rencana Kerahkan Tentara ke Ukraina, Begini Detailnya
“Kecemasan yang dalam melanda rakyat. Keamanan, ekonomi, masyarakat, semuanya terancam. Demi persatuan rakyat Israel, demi tanggung jawab, saya meminta Anda (Netanyahu) untuk segera menghentikan undang-undang (perombakan sitem peradilan),” ujarnya.
Selepas tengah malam waktu Palestina, ribuan pengunjuk rasa menerobos pos pemeriksaan polisi terakhir di depan kediaman Netanyahu di Yerusalem. Polisi akhirnya menembakkan meriam air ke arah demonstran.
Mantan PM Israel Ingatkan Netanyahu: Negara dalam Bahaya Besar!
Protes massal pada Minggu kemarin dimulai setelah Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Pemecatan itu menyusul perbedaan sikap keduanya terkait perombakan sistem peradilan di Israel. Gallant menjadi menteri Israel pertama yang menyerukan penghentian UU kontroversial itu pada Sabtu (25/3/2023).
Situasi Politik Kacau, Diplomat Israel di AS Mundur usai Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan
Senada dengan Gallant, mantan PM Israel Naftali Bennett juga mendesak Netanyahu agar menghentikan perombakan sistem peradilan di negara itu. Dia pun meminta Netanyahu untuk memulai negosiasi.
“Negara Israel berada dalam bahaya besar sejak Perang Yom Kippur (Perang Arab-Israel 1973). Saya meminta Perdana Menteri (Netanyahu) untuk mencabut surat pemecatan Gallant, menangguhkan reformasi (sistem peradilan) dan mengadakan negosiasi setelah Hari Kemerdekaan (Israel),” cuit Bennett di Twitter, Minggu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku