Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : KPU Solo Buka Suara soal Heboh Salinan Ijazah Jokowi Dimusnahkan
Advertisement . Scroll to see content

Presiden Jokowi Ubah Pidato ke Bahasa Inggris saat Pidato KTT G20, Ini Isinya

Selasa, 15 November 2022 - 10:38:00 WIB
Presiden Jokowi Ubah Pidato ke Bahasa Inggris saat Pidato KTT G20, Ini Isinya
Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya kolaborasi saat membuka KTT G20 (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

NUSA DUA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Hal yang menarik, Presiden menyampaikan pidato dalam dua bahasa, dimulai dengan bahasa Indonesia kemudian mengubahnya menjadi bahasa Inggris seolah ada poin yang ingin ditegaskan kepada para kepala negara/pemerintahan asing.

Dalam pidato bahasa Inggris, Presiden menegaskan, sebagai pemegang presidensi G20 di tahun yang penuh tantangan ini, Indonesia mengajak semua negara berkolaborasi guna menyelamatkan dunia.

"Kita tidak punya pilihan lain. Paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Kita semua memiliki tanggung jawab, tidak hanya bagi rakyat kita, tetapi juga untuk seluruh penduduk di dunia," kata Presiden.

Lebih lanjut Presiden menjelaskan mengenai tanggung jawab yang diemban G20 bagi dunia. Menurut Presiden, bertanggung jawab berarti menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten. 

"Bertanggung jawab berarti menciptakan situasi win-win, bukan zero-sum," kata Presiden Jokowi.

Lebih konkret, Presiden juga menyebut makna tanggung jawab itu yakni berkontribusi mengakhiri konflik. Meski demikian Presiden tak menyinggung soal perang yang dimaksud.

"Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan generasi mendatang," ujar Presiden.

Anggota G20, lanjut Presiden, juga tidak boleh memecah dunia menjadi kelompok-kelompok seperti pernah terjadi di masa lalu.

"Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lagi," katanya, menegaskan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut