Presiden Massoud Pezeshkian Beri Sinyal Iran Akan Balas Serangan Israel
TEHERAN, iNews.id - Presiden Iran Massoud Pezeshkian memberi sinyal negaranya akan melancarkan serangan pembalasan ke Israel. Militer negara Yahudi menyerang Iran pada 26 Oktober, mengincar pangkalan-pangkalan militer hingga menewaskan lima orang, termasuk warga sipil.
Pezeshkian mengatakan jika Israel mau menerima gencatan senjata, Iran mungkin akan mengurangi intensitas serangan pembalasannya.
"Jika mereka (Israel) mempertimbangkan kembali tindakan mereka, menerima gencatan senjata, dan berhenti membantai orang-orang tertindas dan tidak bersalah di kawasan, itu bisa memengaruhi intensitas dan jenis pembalasan kami," kata Pezeshkian, dikutip dari kantor berita IRNA, Senin (4/11/2024).
Dia menegaskan, Iran tidak akan membiarkan begitu saja agresi terhadap kedaulatan dan keamanan wilayahnya tanpa pembalasan.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Sabtu lalu juga memperingatkan Israel dan Amerika Serikat (AS) mengenai serangan pembalasan militernya.
"Para musuh, baik AS maupun rezim Zionis, harus tahu bahwa mereka pasti akan menerima pembalasan yang sangat keras atas apa yang mereka lakukan terhadap Iran, bangsa Iran, dan front-front perlawanan," kata Khamenei, merujuk pada kelompok-kelompok proksinya di kawasan.
Jet-jet tempur dan drone Israel menggempur Iran pada 26 Oktober sebagai pembalasan atas serangan pada 1 Oktober. Iran menyebut serangan pada 1 Oktober sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh serta pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Haniyeh dibunuh di Teheran saat menghadiri pelantikan presiden Pezeshkian. Oleh karena itu, serangan terhadap Haniyeh juga bentuk pelanggaran kedaulatan Israel. Sementara Nasrallah dibunuh di Beirut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan serangan Israel menargetkan kemampuan pertahanan dan produksi rudal Iran. Namun militer Iran menyatakan serangan tersebut menewaskan lima orang, yakni empat personel militer dan seorang warga sipil. Selain itu dampak kerusakan akibat serangan juga terbatas pada beberapa sistem radar.
Editor: Anton Suhartono