MOSKOW, iNews.id - Presiden Vladimir Putin hari ini menandatangani dekret yang memungkinkan Moskow untuk mengambil tindakan balasan atas penyitaan aset Rusia yang dibekukan Amerika Serikat. Lewat keputusan tersebut, Rusia kini memiliki wewenang untuk merampas berbagai properti Amerika yang dapat digunakan sebagai kompensasi alias ganti rugi atas asetnya yang hilang.
Para negosiator G7 sudah berminggu-minggu mendiskusikan cara terbaik untuk mengeksploitasi aset keuangan Rusia yang dibekukan tak lama setelah Moskow melancarkan agresi militer Ukraina pada Februari 2022. Aset tersebut nilainya mencapai 300 miliar dolar AS, yang antara lain terdiri atas mata uang utama dan obligasi pemerintah.
Media Asing Soroti Keputusan Indonesia Nobatkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional
Dikatakan bahwa kemampuan Rusia untuk melakukan pembalasan jika negara-negara Barat menyita aset-asetnya yang dibekukan sebenarnya telah terkikis seiring berkurangnya investasi asing pascaagresi ke Ukraina. Kendati demikian, Rusia kini mungkin akan mengincar dana investor swasta Barat, menurut para pejabat dan ekonom kepada Reuters bulan ini.
Dekret yang diteken Putin hari ini menyatakan, entitas Rusia (baik badan hukum ataupun individu) dapat meminta pengadilan Rusia untuk menentukan apakah propertinya telah disita secara tidak wajar dan meminta kompensasi atas hal itu. Pengadilan kemudian akan memerintahkan agar kompensasi itu ditransfer dalam bentuk aset AS atau properti di Rusia dari daftar yang akan dibuat oleh komisi pemerintah Rusia yang menangangi penjualan aset asing.
Putin: Rusia Siap Bantu Iran Selidiki Penyebab Kecelakaan Heli Presiden Ebrahim Raisi
Dekret tersebut mencantumkan sekuritas, saham di perusahaan-perusahaan, real estat, properti bergerak, dan berbagai hak kepemilikan Rusia di antara aset-aset yang berpotensi untuk dimintai kompensasinya jika disita Amerika.
Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, bulan lalu mengakui bahwa Rusia menyimpan kekayaan negara Amerika dalam jumlah yang memang tidak signifikan. Akan tetapi, tanggapan apa pun yang diambil Rusia atas penyitaan asetnya akan bersifat asimetris, dengan fokus "balas dendam" terhadap aset-aset individu swasta AS.
Putin Tak Akan Hadiri Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi, Lho Kok?
Berbagai aset yang dimiliki banyak investor asing di Rusia, termasuk individu dan dana investasi besar AS, disimpan dalam rekening khusus "tipe-C". Rekening khusus tersebut diperkenalkan Rusia tak lama setelah Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina dan terkena rentetan sanksi Barat pada Februari 2022.
Uang di rekening tipe C tersebut tidak dapat ditransfer ke luar Rusia tanpa izin dari otoritas Rusia.
Beberapa waktu laku, AS telah menerbitkan undang-undang yang memungkinkan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menyita aset Rusia yang disimpan di bank-bank Amerika dan mentransfernya ke Ukraina. Rusia telah berulang kali menyebut tindakan semacam itu ilegal.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku