Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia, China, dan Amerika Berlomba Pergi ke Bulan, Apa yang Dicari?
Advertisement . Scroll to see content

Presiden Xi Jinping Sebut Kasus Korupsi di China Parah dan Kompleks

Minggu, 19 Juni 2022 - 13:53:00 WIB
Presiden Xi Jinping Sebut Kasus Korupsi di China Parah dan Kompleks
Xi Jinping menyebut kasus korupsi di China parah dan kompleks (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Presiden China Xi Jinping mengeluhkan kasus korupsi di negaranya yang masih parah dan kompleks. Meski demikian dia senang ada kemajuan yang telah dicapai China dalam memerangi korupsi.

Menurut Xi, saat pidato di hadapan anggota Biro Politik Komite Pusat Partai Komunis China pada Jumat lalu, seperti dilaporkan stasiun televisi CCTV, sikap kepas kepala aparatur negara serta bahaya korupsi tidak bisa dianggap remeh.

Xi bersumpah tidak akan menoleransi korupsi serta memerintahkan pejabat senior pemerintah untuk menjaga diri, keluarga, serta kerabat dari perilaku korup. Di samping itu dia meminta kader senior partai untuk tetap menjaga hubungan yang bersih antara pemerintah dengan dunia usaha.

Sementara itu biro politik menyatakan jaringan lembaga keuangan anti-korupsinya berhasil menjalankan tugas untuk mencegah kecurangan. Penyelidikan yang dilakukan Komisi Inspeksi Disiplin Komite Pusat mampu memperkuat kepemimpinan partai dari potensi penyalahgunaan keuangan serta mencegah risiko korupsi.

Salah satu kasus yang menyita perhatian terjadi pada 2020. Mantan pejabat Badan Kualitas Kontrol China, Wei Chuangzhong, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah menerima suap oleh pengadilan.  Wei juga pernah menjabat Wakil Direktur Administrasi Umum Pengawasan Kualitas, Inspeksi, dan Karantia yang bertanggung jawab atas standar barang ekspor China. 

Pengadilan Provinsi Hunan menyatakan Wei menyalahgunakan posisinya untuk memuluskan tawaran proyek dan promosi dengan menerima imbalan uang 17 juta dolar AS atau sekitar Rp240,5 miliar (kurs saat itu). Pengadilan juga memerintahkan pihak berwenang menyita harta benda milik Wei, di samping hukuman penjara. 

Hukuman yang diterima Wei lebih ringan dari tuntutan jaksa yang menuntutnya dengan hukuman mati. Alasannya Wei kooperatif selama pemeriksaan. 

Dalam kasus lain pada 2019, otoritas China mengungkap kasus megakorupsi melibatkan pejabat Partai Komunis di daerah. Zhang Qi, pejabat di Kota Haikou ditangkap setelah di rumahnya ditemukan emas batangan seberat 13,5 ton. Berdasarkan data harga di pasaran saat itu, nilai 13,5 juta ton emas mencapai Rp90,6 triliun. 

Emas-emas itu ditemukan oleh petugas antikorupsi China di sebuah ruang khusus di kediaman Zhang pada Oktober 2019. Bukan hanya itu, otoritas juga mendapati uang di rekening Zhang dalam jumlah tak wajar untuk ukuran pejabat daerah yakni 268 miliar yuan atau sekitar Rp530 triliun. Petugas meyakini uang itu merupakan hasil suap. 

Itu belum termasuk harta tak bergerak yang didapat Zhang dari hasil korupsi, di antaranya beberapa vila mewah. 

Dalam pernyataan yang disampaikan pada 6 September, komisi antikorupsi China menyebut Zhang dituduh melakukan pelanggaran hukum berat dan disiplin. Dia pernah menjabat sebagai sekretaris Partai Komunis Haikou dan anggota standing committee Partai Komunis Provinsi Hainan. 

Dua jabatan Zhang itu sudah dicopot oleh Komisi Inspeksi Disiplin Komite Pusat. Pada saat pengungkapan kasus ini, Zhang menjadi pejabat senior ke-17 yang diselidiki di China atas kasus korupsi sepanjang 2019. 

Dia dilahirkan di Provinsi Anhui dan bergabung dengan Partai Komunis sejak 1983. Sebelum menguasai Haikou, dia pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Sanya dan Wali Kota Danzhou.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut