Profil dan Biodata Pangeran Andrew: Skandal, Gelar Dicabut dan Nasib Terkini Sang Eks Pangeran Inggris!

Gelar dan Kehormatan Dicabut, Dipaksa Angkat Kaki dari Istana

Profil dan biodata Pangeran Andrew memasuki babak paling tragis akhir Oktober 2025. Raja Charles III mengumumkan pencabutan seluruh gelar kebangsawanan, lambang kehormatan, dan tanda “Pangeran” dari Andrew. Sebutan Duke of York kini juga dihapus, menjadikan Andrew hanya dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor tanpa gelar bangsawan.

Tak hanya itu, Andrew juga dipaksa keluar dari kediaman mewah Royal Lodge, Windsor, dan harus tinggal di akomodasi pribadi di Sandringham Estate, dengan biaya hidup yang ditanggung secara pribadi oleh sang raja.

Langkah ini dilakukan Charles III sebagai wujud tegas “membersihkan” citra kerajaan dari bayang-bayang skandal Andrew. Setelah keputusan tersebut, Andrew dilarang hadir dalam acara resmi kerajaan, meskipun kedua putrinya masih tetap diundang sebagai bagian keluarga kerajaan.

Dampak Finansial dan Status Hidup

Kini, Andrew kehilangan sebagian besar sumber penghasilan kerajaan dan tunjangan resmi. Meski Raja Charles III akan memberikan dana awal dan sedikit tunjangan berkala, nominal tersebut jauh lebih kecil ketimbang pendapatan dan fasilitas kerajaan yang biasa ia nikmati. Sumber keuangan Andrew saat ini sebagian besar berasal dari dana pensiun militer dan dukungan keluarga.

Fakta Menarik tentang Pangeran Andrew

Andrew adalah pangeran pertama yang lahir dalam masa pemerintahan seorang ratu Inggris sejak 1857.
Pernah menduduki posisi kedua garis pewaris tahta sebelum kelahiran keponakannya, Pangeran William dan Harry.
Ia juga dikenal aktif dalam banyak kegiatan sosial, perdagangan internasional, dan sering mewakili keluarga kerajaan dalam rangka promosi bisnis Inggris sebelum didera skandal besar.

Profil dan biodata Pangeran Andrew hari ini menjadi potret perubahan besar dalam sejarah monarki Inggris. Lahir sebagai anggota inti kerajaan dengan segala kehormatan dan kemewahan, akhirnya harus menanggung konsekuensi akibat skandal dan kehilangan seluruh hak istimewa.

Editor: Komaruddin Bagja