Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sedang Jatuh Cinta, Siapa Perempuan yang Diincar Vladimir Putin?
Advertisement . Scroll to see content

Profil Dmitry Medvedev, Mantan Presiden Rusia yang Kerap Ancam Barat dengan Nuklir

Jumat, 03 Maret 2023 - 20:14:00 WIB
Profil Dmitry Medvedev, Mantan Presiden Rusia yang Kerap Ancam Barat dengan Nuklir
Dmitry Medvedev (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev kerap melontarkan pernyataan kontroversial, terutama terkait perang di Ukraina. Sekutu dekat Presiden Vladimir Putin itu beberapa kali mengancam negara-negara Barat soal penggunaan senjata nuklir.

Dalam satu kesempatan, pria yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional itu mengatakan ancaman nuklir bisa menjadi nyata jika Rusia kalah perang di Ukraina. Peringatan itu ditujukannya kepada para pemimpin NATO yang terus menerus memasok senjata ke Ukraina. 

Sejak awal serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, NATO, termasuk di dalamnya Amerika Serikat (AS), sangat tegas memberikan dukungan kepada Ukraina. 

Melalui laman resminya, NATO menyatakan bahwa langkah Rusia untuk menyerang Ukraina tidak beralasan dan merusak keamanan serta stabilitas internasional. 

Negara-negara anggota NATO, seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Republik Ceko, Denmark, Inggris, dan Jerman, pun aktif memberikan bantuan berupa paket militer kepada Ukraina. 

Dari seluruh anggota NATO, AS adalah pemberi bantuan terbanyak kepada Ukraina. Data yang dipublikasikan pemerintah AS mengungkap, total paket bantuan yang telah dikirim ke Ukraina mencapai 27,5 miliar dolar AS. 

Melihat derasnya bantuan yang diberikan Barat ke Ukraina, Medvedev cukup gerah dan kerap mengeluarkan ancaman serangan senjata nuklir. Hal ini membuat ia terus menjadi sorotan masyarakat internasional. 

Lantas, seperti apa profil Medvedev? 

Dia lahir di Leningrad (sekarang St Petersburg), 14 September 1965, dengan nama lengkap Dmitry Anatolyevich Medvedev. Tumbuh di keluarga kelas menengah, Medvedev mudah mendapatkan akses pendidikan dan berhasil lulus dari Universitas Negeri Leningrad pada 1990. 

Menyandang gelar sebagai sarjana hukum, Medvedev praktis menjadi pengacara dengan tim hukum wali kota yang baru terpilih, Anatoly Sobchak. Dalam tim itu, Medvedev juga bekerja sama dengan Putin. 

Kariernya di pemerintahan terus meningkat. Puncaknya, Medvedev terpilih menjadi presiden pada 2008 sampai 2012. Di bawah kepemimpinannya, Rusia terus membangun hubungan intensif dengan China. Medvedev menyadari berapa besarnya manfaat yang akan diterima apabila bekerja sama dengan Negeri Tirai Bambu. 

Pada masa kepresidenannya pula dibentuk BRICS (Brasil, Rusia, India, China, South Africa) pada 2009. BRICS merupakan organisasi yang menampung dan menjadi wadah bagi negara-negara yang kala itu berada di ambang industri. 

Laman Cesran (Center for Strategic Research and Analysis) International menyebut, Rusia sengaja memberikan perhatian kepada negara-negara dengan ekonomi berkembang, seperti Brasil dan India, guna mendiskusikan serta mengoordinasikan bersama kebijakan apa yang patut dilakukan untuk tata kelola ekonomi global. 

Setelah masa jabatannya sebagai presiden habis, Medvedev menduduki posisi perdana menteri, mendampingi Vladimir Putin yang naik menjadi presiden. Sejak Januari 2020, Medvedev dipercaya Putin sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia. 

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut