Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil Princess Athifah, Intellectual Entrepreneur dari Dunia Akademik
Advertisement . Scroll to see content

Profil Erdogan, Presiden Turki Lolos dari Kudeta Kejam karena Dukungan Rakyat

Rabu, 03 November 2021 - 14:06:00 WIB
Profil Erdogan, Presiden Turki Lolos dari Kudeta Kejam karena Dukungan Rakyat
Recep Tayyip Erdogan (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Profil Erdogan, presiden Turki, menjadi perhatian beberapa tahun belakangan, terutama setelah kegagalan kudeta pada 2016. Sejak itu namanya semakin melesat, terutama sikap kritis dan beraninya terhadap musuh, bahkan sesama sekutu. 

Erdogan juga menjadi langganan masuk dalam jajaran papan atas tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia.

Pemilik nama lengkap Recep Tayyip Erdoğan itu merupakan presiden Turki ke-12 yang menjabat sejak 2014. Dia seorang pemimpin yang memiliki latar belakang politik dan sosial kuat serta terkenal akan sifat kritis serta adilnya.

Penasaran dengan profil sosok pemimpin negara bersimbol Bulan Sabit itu? Simak profil singkat Presiden Turki Erdogan, berikut ini:

(Foto: Reuters)
Recep Tayyip Erdogan (Foto: Reuters)

Nama Lengkap: Recep Tayyip Erdogan
Tempat, Tanggal Lahir: Istanbul, 26 Februari 1954

Riwayat Pendidikan:

- Sekolah Dasar Kasimpasa Piyale (1965)
- Sekolah Menengah Kejuruan Agama/Istanbul Imam Hatip School (1973)
- Sekolah Menengah Atas Eyup (1976)
- Fakultas Ekonomi dan Ilmu Administrasi, Universitas Marmara (1981)

Keluarga:

- Emine Erdogan (Istri)
- Ahmet Burak Erdogan (anak)
- Esra Erdogan (anak)
- Necmettin Bilal Erdoğan (anak)
- Sumeyye Erdogan (anak)

Sejak remaja, Erdogan sudah tertarik pada kehidupan sosial politik. Pada 1969 hingga 1982, dia juga aktif mengikuti kegiatan sepak bola yang menumbuhkan sikap kerja sama tim serta semangat di masa mudanya. 

Semasa kuliah dia bertanggung jawab sebagai anggota aktif Asosiasi Mahasiswa Nasional Turki hingga akhirnya terpilih sebagai Kepala Cabang Pemuda MSP Beyoglu pada 1976 dan Kepala Pemuda MSP cabang Istanbul pada tahun yang sama. Dia memegang jabatan tersebut hingga 1980. Setelah itu dia mengemban tanggung jawab sebagai konsultan dan pemimpin senior di sektor swasta selama era di mana banyak partai politik yang tumbang.

Erdogan kembali ke politik dengan bergabung ke Partai Kesejahteraan yang didirikan pada 1983. Dia dipercaya menjadi ketua partai untuk Distrik Beyoglu setahun kemudian. Kariernya berkembang cepat dan setahun kemudian dipercaya menjadi pemimpin partai untuk Provinsi Istanbul. Pada tahun yang sama dia juga menjadi anggota Dewan Eksekutif Pusat Partai Kesejahteraan.

Sementara itu karier pemerintahan dimulai pada 27 Maret 1994 dengan terpilih sebagai Wali Kota Istanbul. 

Recep Tayyip Erdogan (Foto: Reuters)
Recep Tayyip Erdogan (Foto: Reuters)

Namun perjalanan karier politiknya tak mulus. Erdogan pernah ditangkap dan dipenjara Pada 12 Desember 1997, Erdogan ditangkap karena membacakan puisi saat berpidato di Siirt. Akibat kasus ini pula masa jabatannya sebagai wali kota berakhir.

Setelah menjalani hukuman 4 bulan penjara, dia mendirikan Partai Keadilan Pembangunan (AKP) bersama rekannya, tepatnya pada 14 Agustus 2001. Partai ini didirikan sebagai jawaban dari tuntutan masyarakat dan proses demokrasi yang berkembang.

Karena perjalanan kariernya yang bagus selama menjabat wali kota, dia mendapatkan banyak dukungan dalam pemilihan parlemen yang diadakan pada 2002.

Pada 15 Maret 2003, Erdogan dipercaya menjadi perdana menteri dan memberikan banyak perubahan bagi Turki. Dua mengubah Turki menjadi negara lebih potensial dan berkembang melalui transparansi, pencegahan korupsi, serta asas demokrasi yang kuat.

(Foto: Kemlu RI)
(Foto: Kemlu RI)

Selain itu dia juga mengatasi inflasi Turki yang telah berjalan selama puluhan tahun. Sebanyak enam angka 0 dalam mata uang turki dihapus yang memberikan keuntungan bagi negara tersebut.

Pembangunan fasilitas juga berkembang pesat seperti perumahan, sekolah, jalan, rumah sakit, dan pembangkit listrik yang sebelumnya belum pernah terjadi. Semua perkembangan ini dijuluki sebagai ‘Revolusi Diam’ oleh para pengamat asing dan pemimpin Eropa.

Dia akhirnya memenangkan pemilihan presiden (pilpres) pada 2014 dan menjadi presiden Turki ke-12. Erdogan juga menjadi presiden Turki pertama yang terpilih melalui pemungutan suara.

Perjalanan karier pemerintahannya diwarnai upaya kudeta. Pada 15 Juli 2016, Erdogan selamat dari upaya kudeta yang kejam oleh militer, saat itu sedang berlibur di resor Aegea. Sejumlah kecil personel militer menduduki jalan-jalan di Ankara dan Istanbul dan merebut fasilitas, termasuk stasiun televisi dan jembatan. 

Recep Tayyip Erdogan (Foto: Reuters)
Recep Tayyip Erdogan (Foto: Reuters)

Mereka menuduh Erdogan dan AKP merusak demokrasi dan supremasi hukum di Turki. Erdogan bergegas kembali ke Istanbul untuk menggagalkan kudeta seraya menggunakan media sosial untuk memobilisasi pendukungnya. Caranya berhasil, para tentara pelaku kudeta diringkus oleh unit militer serta warga sipil yang setia. Pemerintah pun dengan cepat memegang kembali kendali atas infrastruktur yang sempat dikuasai. Hampir 300 orang, kebanyakan warga sipil, tewas dalam bentrokan selama kudeta. 

Selama beberapa pekan berikutnya, pemerintah melakukan pembersihan besar-besaran, memecat puluhan ribu tentara, polisi, guru, dan pegawai negeri serta memenjarakan banyak orang lainnya atas tuduhan terlibat kudeta.

Erdogan yang memiliki pandangan baik serta membuat rakyat Turki merasakan kemajuan, menang kembali dalam pemilu pada 2018 dengan keunggulan telak yakni memperoleh 52,59 persen suara. Dia dilantik pada 9 Juli 2018 sebagai presiden pertama di Sistem Presidensial.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut