Proposal Damai Perang Ukraina Untungkan Rusia, Amerika Bantah Isinya Wish Lists Moskow
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) membantah pernyataan para senator bahwa proposal 28 poin rencana perdamaian Ukraina yang dirilis kemarin merupakan daftar keinginan atau wish lists yang diberikan Rusia, bukan sikap resmi pemerintahan Presiden Donald Trump.
Proposal itu dikecam Ukraina dan negara-negara sekutu karena isinya menguntungkan Rusia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio menegaskan, proposal tersebut merupakan kebijakan resmi Gedung Putih.
Sebelumnya beberapa senator AS menyebut proposal tersebut merupakan daftar keinginan Rusia.
Trump mendorong 28 poin rencana tersebut seraya menekan Ukraina untuk menerimanya dalam beberapa hari. Dia memberi waktu kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memberikan jawaban paling lambat pada Kamis mendatang.
Sementara para negosiator konflik akan bertemu di Swiss Minggu (23/11/2025) untuk membahas proposal tersebut.
Setelah badai kritik bahwa proposal tersebut hampir sepenuhnya menguntungkan Rusia, beberapa senator AS angkat menggelar konferensi pers di Forum Keamanan Halifax di Nova Scotia, Kanada, Sabtu.
Para senator, Mike Rounds dari Partai Republik, Angus King dari kubu independen, dan Jeanne Shaheen dari Partai Demokrat, mengatakan, proposal damai tersebut bukan sikap resmi AS, melainkan daftar keinginan Rusia.
"Yang dia (Rubio) sampaikan kepada kami adalah ini bukan proposal Amerika. Ini adalah proposal yang diterima oleh seseorang, mewakili Rusia dalam proposal ini. Proposal ini diberikan kepada (Steve) Witkoff (utusan khusus Trump)," kata Rounds.