MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali memperingatkan soal penggunaan bom klaster atau amunisi tandan dalam perang di Ukraina. Dia menegaskan, Rusia akan menggunakan senjata kontroversial itu jika Ukraina melakukannya.
Menurut Putin, dalam wawancara dengan stasiun televisi pemerintah, Rusia memiliki persediaan bom klaster yang cukup dan berhak menggunakannya jika amunisi semacam itu digunakan untuk melawan pasukannya di Ukraina.
AS Kerahkan Kapal Perang, Nigeria Isyaratkan Serangan Bakal Berlanjut
"Saya ingin tegaskan, di Federasi Rusia ada persediaan berbagai jenis bom klaster yang cukup. Kami belum menggunakannya. Tapi tentu saja, jika itu digunakan untuk melawan kami, kami berhak membalas," kata Putin, seperti dilaporkan kembali Reuters, Minggu (16/7/2023).
Meski demikian Putin menegaskan, penggunaan bom klaster merupakan kejahatan. Rusia belum merasa perlu menggunakannya, meski pernah mengalami kekurangan amunisi.
Elon Musk Sebut AS Munafik karena Kirim Bom Klaster ke Ukraina
Ukraina telah menerima bom klaster dari AS. Senjata itu dibutuhkan untuk mengisi kekosongan peluru artileri 155 mm. AS kehabisan persediaan untuk memasok peluru itu ke Ukraina sehingga terpaksa mengeluarkan stok amunisi tandannya yang memiliki ukuran yang sama.
Amunisi tandan dilarang oleh 111 negara berdasarkan konvensi yang berlaku efektif mulai 2010. AS, Rusia, dan Ukraina tak ikut meneken konvensi.
Bom Klaster Kiriman AS Sudah Diterima Tentara Ukraina, Siap Digunakan
Bom ini berbahaya karena tak semua meledak begitu terlepas dari induknya. Amunisi ukuran kecil bisa menyebar dalam area luas yang menimbulkan dampak kerusakan masif. Bom yang tak meledak bisa bertahan puluhan tahun setelah konflik berakhir sehingga membahayakan warga sipil.
Human Rights Watch menyatakan Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah menggunakan amunisi tandan sejak awal perang pada 24 Februari 2024.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku