Putin Yakin Rusia Bisa Hadapi Sanksi Barat, Ini Langkah yang Diambil
MOSKOW, iNews.id - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan memerangi sanksi yang dijatuhkan Barat. Caranya dengan memperluas kerja sama perdagangan dengan mitra baru, termasuk meningkatkan ekspor gas ke China secara signifikan.
Rusia dikatakan akan mengembangkan hubungan ekonominya dengan mitra di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Hal itu merupakan upaya untuk menggagalkan upaya Barat mengisolasinya secara ekonomi.
"Kami akan menghapus pembatasan logistik dan keuangan. Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa dengan memberlakukan sanksi, negara-negara Barat berusaha mendorong Rusia ke pinggiran pembangunan dunia. Tapi kami tidak akan pernah diam dengan isolasi itu," katanya, Kamis (15/12/2022).
Dia menjelaskan, pengeluaran negara untuk perang di Ukraina sangat tinggi dan memeras dana untuk kesehatan dan pendidikan. Namun dalam pidatonya, Putin berjanji kepada warganya bahwa pensiun dan upah minimum akan terus meningkat.
"Sebaliknya, kami memperluas dan akan terus memperluas kerja sama dengan semua orang yang berkepentingan di dalamnya," katanya.
Penjualan energi Rusia ke Uni Eropa (UE) telah turun tajam sejak dimulainya perang di Ukraina. Sebaliknya, UE bergerak untuk mengurangi ketergantungan pada Moskow.
Putin mengatakan Rusia akan meningkatkan penjualan gas ke Timur dan mengulangi rencananya untuk membangun pusat gas baru di Turki. Rusia akan menentukan harga penjualan gas ke Eropa menggunakan platform elektronik.
Rusia mulai menjual gas alam ke China pada akhir tahun 2019 melalui Power of Siberia Pipeline. Saluran tersebut memasok sekitar 10 miliar meter kubik (bcm) gas pada tahun 2021 dan akan mencapai kapasitas penuhnya sebesar 38 bcm pada tahun 2025. Rusia juga merencanakan jalur pipa kedua melalui Mongolia.
Putin mengatakan proyek tersebut akan memungkinkan Rusia untuk meningkatkan penjualan gasnya ke China menjadi 48 bcm per tahun pada tahun 2025 dan menjadi 88 bcm pada tahun 2030.
Editor: Umaya Khusniah