Putus Asa Tangani Pasien Covid-19, Staf Medis di Belgia Beralih Profesi Jual Cupcake
Thomas mengatakan keputusannya tersebut diambil karena kondisi di rumah sakit tempatnya bekerja tidak lagi bisa ditoleransi. Kapasitas rumah sakit serta sumber daya medis tidak lagi mampu mencukupi kenaikan jumlah pasien tiap harinya.
Nolwenn dan Thomas adalah gambaran kecil bagaimaan tekanan psikis dan mental menjadi tantangan berat sehari-hari bagi tenaga medis di negara-negara Eropa menghadapi gelombang dua pandemi Covid-19.
Meskipun ada permintaan dari otoritas kesehatan Eropa agar staf medis tetap bertugas merawat pasien Covid-19, akan tetapi kekecewaan dan keputusasaan akibat buruknya sistem kesehatan masyarakat tak bisa dikesampingkan.
Menurut Nolwenn, aksi pengunduran diri petugas medis di tengah pandemi Covid-19 merupakan akumulasi kekecewaan terhadap buruknya sistem kesehatan serta perhatian pemerintah terhadap pekerja kesehatan yang masih kurang baik telah berlangsung lama.
"Kami telah menuntut kondisi yang lebih baik selama bertahun-tahun. Tetapi pemerintah Belgia tidak menganggap kami serius," kata Nolwenn.
"Jika saya terus melakukannya, saya pikir saya akan jatuh ke dalam depresi. Kami memprotes. Kami berdiri. Tapi itu tidak mengubah apapun," lanjutnya.
Eropa dilanda gelombang kedua pandemi Covid-19