Rakyat Israel Murka, Gelar Aksi Mogok Nasional hingga Tolak PM Netanyahu
Dia juga menilai aksi mogok, termasuk melumpuhkan aktivitas bandara, memiliki konsekuensi signifikan yang bisa menyebabkan kerusakan ekonomi yang tidak perlu di masa perang.
Ratusan ribu warga Israel turun ke jalan-jalan di Tel Aviv serta kota-kota lain mendesak pemerintah untuk segera menyepakati pertukaran tawanan. Unjuk rasa yang berlangsung Minggu (1/9/2024) diyakini sebagai yang terbesar sejak perang 7 Oktober.
Diperkirakan 500.000 lebih warga Israel turun ke jalan di penjuru negara itu.
"Ini tentu berbeda dari apa yang telah kita lihat selama beberapa bulan terakhir sejak demonstrasi dimulai setelah perang. Ini mungkin demonstrasi terbesar. Perkiraan massa sekitar 280.000 orang di Tel Aviv saja," demikian laporan Al Jazeera.
Sementara itu keluarga enam sandera yang tewas menolak ucapan belasungkawa dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Kantor perdana menteri mengatakan Netanyahu telah berbicara dengan keluarga salah satu sandera, Alexander Lobanov, yang jenazahnya ditemukan di Gaza. Netantahu meminta maaf dan mengungkapkan duka mendalam atas kematiannya.
Keluarga sandera lainnya, Carmel Gat, mengatakan mereka menolak berbicara dengan Netanyahu seraya menyerukan warga lainnya untuk bergabung dalam demonstrasi mendesak kesepakatan dengan Hamas.
"Kami tidak tertarik untuk berbicara dengan siapa pun yang membunuh Carmel atau menjadi alat peraga dalam sirkus media. Kami tidak akan membiarkan dia memanfaatkan kami sebagai pembenaran dan legitimasi untuk pembunuhan korban penculikan berikutnya. Darah korban penculikan ada di tangannya," kata sepupu Gat, Gil Dickmann, di X.
Editor: Anton Suhartono