Reaksi Pemimpin Dunia atas Hasil Pemilu Paruh Waktu AS
WASHINGTON, iNews.id - Para pemimpin dunia bereaksi atas hasil pemilu paruh waktu Amerika Serikat (AS) yang digelar Selasa (6/11/2018). Mitra dan saingan AS memperkirakan apa arti kemenangan Partai Demokrat di DPR, bagi masa depan agenda kebijakan luar negeri Presiden Donald Trump dalam tahun-tahun mendatang.
Setelah jelas bahwa mereka memenangkan mayoritas di DPR Selasa malam, Demokrat meluapkan kegembiraan. Ketua fraksi Demokrat, Nancy Pelosi, menyatakan kemenangan ini merupakan hari baru di Amerika.
Apakah ini juga hari baru bagi kebijakan luar negeri AS?
"Tidak," cetus Peter Trubowitz, direktur Pusat Kajian Amerika di London School of Economics and Political Science.
"Pertunjukan utama yang dimainkan Donald Trump saat ini adalah sisi kebijakan luar negeri, di mana dia memiliki lebih banyak wewenang dan ruang untuk bermanuver dibandingkan pada sisi dalam negeri. Jadi, saya malah memperkirakan Trump akan lebih keras mengenai perdagangan dengan China, terhadap Iran, dan mengenai perbatasan dengan Meksiko,” paparnya.
Trubowitz mengatakan, Demokrat mungkin mendukung sikap Trump terhadap China. AS mengenakan tarif impor terhadap barang-barang dari China senilai 250 miliar dolar, dan menuduh negara itu melakukan praktik perdagangan yang tidak adil.
Namun, pejabat-pejabat China tidak memberi komentar atas hasil pemilu itu.
Eropa juga mengkhawatirkan tarif yang diberlakukan AS terhadap ekspor utamanya, seperti mobil. Menteri luar negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan, hasil pemilu pemilu paruh sepertinya tidak akan meredakan ketegangan.
"Di seberang Atlantik sini, kita harus mendapat jawaban bagi motto Amerika: 'Amerika yang Petama' (America First), yang bagi saya seharusnya 'Eropa Bersatu'," kata Maas.
Para pemimpin Eropa lain memuji jumlah perempuan yang terpilih di DPR.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hubungan dengan AS tidak akan berubah, apa pun hasil pemilu.
Di Timur Tengah, Israel mendesak Trump agar tidak membiarkan kekalahan dalam pemilu menggagalkan rencana perdamaian di kawasan itu.
Sementara itu, Nabil Shaath, penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mendesakkan adanya perubahan kebijakan di AS.
"Partai Demokrat di Amerika semakin mendekati posisi yang bisa mengarah pada, akhirnya, proses perdamaian."
Kini para pemimpin dunia, menurut Trubowitz, bertanya-tanya apa yang selanjutnya yang akan terjadi di AS.
Editor: Nathania Riris Michico