Rekayasa Pembunuhan Jurnalis Rusia, Ukraina Dikecam Sebar Berita Palsu

KIEV, iNews.id - Pemerintahan Ukraina dikritik tajam lantaran membuat sandiwara dan menyebar informasi jurnalis Rusia, Arkady Babchenko, tewas dibunuh. Pejabat Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) menyebut Ukraina menyebarkan informasi palsu.
"Saya menyayangkan keputusan Ukraina menyebar informasi bohong tentang nyawa seorang wartawan. Adalah tugas pemerintah menyediakan informasi yang tepat kepada masyarakat," kata perwakilan OSCE di bidang kemerdekaan pers, Harlem Desir, seperti dilaporkan BBC, Sabtu (6/2/2018).
Adapun, lembaga Wartawan Lintas Batas atau Reporters sans Frontieres (RSF) menganggap Ukraina menyalahgunakan wartawan tersebut untuk perang informasi. Ukraina dituduh merendahkan kredibilitas jurnalis dengan sandiwara ini.
"RSF menyatakan kemarahan yang nyata mengetahui bahwa Dinas Rahasia Ukraina (menyalahgunakan wartawan) untuk menjalankan perang informasi. Sangat berbahaya apabila suatu negara mempermainkan fakta, terutama yang berhubungan dengan wartawan," kata pemimpin RSF, Christophe Deloire.
Ukraina berdalih dan menyebut pihaknya melakukan hal itu untuk mencegah Rusia yang berencana membunuh Babchenko. Di lain pihak, Pemerintah Rusia menyebut hal yang dilakukan Ukraina sebagai provokasi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyebut tindakan Ukraina sebagai propaganda yang konyol.
Babchenko (41) merupakan wartawan Rusia yang dikenal kritis terhadap rezim Vladimir Putin, mengejutkan publik saat muncul dalam jumpa pers di Kiev, Ukraina, Rabu (30/05), sehari setelah diberitakan meninggal dunia.
Kepala Badan Keamanan Ukraina, Vasyl Hrytsak, menyebut sudah menangkap satu orang yang diduga bagian dari komplotan pembunuh bayaran yang dibiayai Rusia.
Setelah Rusia mecaplok Krimea pada 2014, hubungan dengan Ukraina memanas. Rusia juga dituding secara diam-diam menyokong gerombolan bersenjata dalam konflik berdarah di Ukraina bagian timur itu.
Editor: Nathania Riris Michico