Rekonstruksi Gaza: Gedung Putih Tolak Proposal Liga Arab, Apa Sebabnya?
WASHINGTON, iNews.id - Gedung Putih menolak usulan Liga Arab soal proposal rekonstruksi Gaza. Alasannya proposal tersebut tidak menjawab realitas saat ini di wilayah berpenduduk sekitar 2,3 juta jiwa itu.
Di antara yang disoroti Amerika Serikat (AS) adalah relokasi penduduk Gaza. Pemerintahan Trump sangat ingin memindahkan warga Gaza ke Mesir dan Yordania, sementara negara-negara Arab, terlebih Palestina, menolak segala bentuk pengusiran.
"Proposal tidak membahas kenyataan bahwa Gaza tidak bisa dihuni saat ini dan penduduk tidak bisa hidup secara manusiawi di wilayah yang tertutup puing-puing dan amunisi yang belum meledak," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Brian Hughes, kepada Anadolu.
Dia menambahkan, Trump tetap pada rencananya untuk membangun kembali Gaza tanpa keterlibatan Hamas. Gedung Putih menantikan pembicaraan lebih lanjut para pemimpin Arab untuk mewujudkan perdamaian dan kemakmuran di Gaza.
KTT Liga Arab darurat yang digelar di Kairo, Mesir, pada Selasa kemarin mengadopsi rencana rekonstruksi Gaza senilai 53 miliar dolar AS atau sekitar Rp870 triliun. Proposal itu diajukan Mesir dan disetujui oleh negara-negara anggota.
Dalam pernyataan bersama, para pemimpin negara Arab menolak rencana relokasi penduduk Gaza. Mereka akan dibuatkan rumah sementara selama rekonstruksi berlangsung.
Selain itu, KTT Liga Arab juga menugaskan komite hukum untuk mempelajari klasifikasi pengungsian warga Palestina sebagai bagian dari kejahatan genosida.
Selain itu mereka mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian internasional di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan tujuan mendukung cakrawala politik mewujudkan berdirinya negara Palestina.
Editor: Anton Suhartono