Ribuan Demonstran Rompi Kuning Jarah Toko Mewah dan Tempat Usaha Paris
Mengetahui hal itu, Macron langung mempercepat liburan skinya di Pyreness dan kembali ke Paris pada Sabtu malam. Dia langsung menggelar pertemuan krisis dengan para menterinya.
"Kita menegakkan hak konstitusional, tetapi kita mendapati banyak orang ingin merusak republik ini, merusak segala sesuatu dan menghancurkannya, dan berisiko menyebabkan orang terbunuh," ujar Macron, seperti dilaporkan Reuters, Senin (18/3/2019).
Polisi Prancis mengatakan, 42 demonstran, 17 petugas kepolisian, dan seorang petugas pemadam kebakaran terluka. Kementerian Dalam Negeri Prancis memperkirakan 10.000 orang berpartisipasi dalam demonstrasi di Paris, dibandingkan hanya 3.000 orang yang mengikuti aksi pada pekan sebelumnya.
Secara nasional, jumlah demonstrasi mencapai 32.300 orang, dibandingkan dengan 28.600 pada pekan lalu.
Awalnya, para pengunjuk rasa menentang kenaikan pajak bahan bakar dan biaya hidup, kini aksi mereka menargetkan pemerintahan Macron. Selain itu, aksi demonstrasi damai menentang perubahan iklim di Paris juga diikuti lebih dari 36.000 orang. Secara nasional diikuti oleh 145.000 orang.
Pemerintahan Presiden Macron sangat terguncang dengan kerusuhan tersebut. Mereka menyebut para demonstran ingin menggulingkan pemerintahan. Para demonstran umumnya adalah pekerja dengan gaji rendah dan penentang Macron yang dianggap tuli terhadap tuntutan rakyat kecil serta memperhatikan orang kaya semata.
Editor: Nathania Riris Michico