Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Rusia Bantah Sebarkan Sindrom Havana, Penyakit Misterius Serang Diplomat AS

Senin, 01 April 2024 - 21:05:00 WIB
Rusia Bantah Sebarkan Sindrom Havana, Penyakit Misterius Serang Diplomat AS
Dmitry Peskov membantah laporan media bahwa intelijen militer Rusia GRU berada di balik penyakit misterius Sindrom Havana (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Kremlin membantah laporan media investigasi Latvia, Insider, bahwa intelijen militer Rusia berada di balik penyakit misterius sindrom Havana. Penyakit tersebut menjangkiti para diplomat dan mata-mata Amerika Serikat (AS) yang bertugas di berbagai negara.

Sebelumnya Insider melaporkan, para agen intelijen militer Rusia GRU atau juga dikenal dengan Unit 29155 dikerahkan ke lokasi yang sama dengan beberapa personel AS menderita sakit misterius.

Hasil investigasi jurnalis Insider selama setahun juga mengungkap anggota senior Unit 29155 menerima penghargaan dan promosi atas keberhasilan tugas mereka berkaitan dengan pengembangan senjata akustik tidak mematikan.

“Ini sama sekali bukan topik baru. Selama bertahun-tahun topik yang disebut ‘Sindrom Havana’ telah dibesar-besarkan media dan sejak awal topik ini dikaitkan dengan tuduhan terhadap Rusia,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengomentar laporan yang dibuat Insider bekerja sama dengan media asal Jerman, 60 Minutes dan Der Spiegel, itu. 

Peskov menambahkan, tidak ada seorang pun bisa memberikan bukti yang meyakinkan soal tuduhan tersebut. 

"Oleh karena itu, semua ini tidak lebih dari tuduhan tidak berdasar yang diungkap media," ujarnya, seperti dilaporkan Reuters, Senin (1/4/2024).

Hasil investigasi intelijen AS yang dirilis tahun lalu juga menyatakan sangat tidak mungkin musuh asing bertanggung jawab atas penyakit misterius tersebut.

Seperti namanya, penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh pejabat Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba, pada 2016. Namun Insider mengungkap, keluhan pertama kali Sindrom Havana mungkin sudah ada sejak sebelum 2016.

"Kemungkinan ada serangan 2 tahun sebelumnya (2014) di Frankfurt, Jerman, ketika seorang pegawai pemerintah AS yang ditempatkan di konsulat  pingsan akibat sesuatu yang mirip dengan pancaran energi kuat," demikian isi laporan.

Gejala penyakit ini adalah sakit kepala, pusing, mual, hingga hilang ingatan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut