Rusia Belum Bisa Rebut Ukraina, Bos CIA: Presiden Putin Marah dan Frustrasi!
WASHINGTON, iNews.id - Rusia tampaknya masih kesulitan mengalahkan Ukraina meski pertempuran sudah memasuki pekan ketiga. Upaya pasukan Beruang Merah untuk merebut Ibu Kota Kiev dalam 2 hari pascaserangan pada 24 Februari gagal.
Pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah mulai frustrasi karena militernya gagal mencapai target yang ditentukan. Putin dikhawatirkan semakin marah dan bisa memicu kekerasan dan kehancuran lebih besar di Ukraina.
Dalam kondisi seperti itu, Putin bisa meningkatkan konflik guna mematahkan perlawanan Ukraina. Rusia masih memiliki banyak kekuatan senjata untuk membombardir Ukraina selama beberapa pekan mendatang.
Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns mengatakan kepada parlemen AS, penting bagi negara Barat mengetahui jalan pikiran Putin karena ini bisa terkait dengan bantuan militer untuk Ukraina serta NATO. Bisa saja konflik meluas ke luar Ukaraina, bahkan Putin memutuskan menekan tombol nuklir.
Pejabat intelijen selama dua hari memberikan kesaksian di depan Kongres pekan lalu secara terbuka menyuarakan keprihatinan tentang apa yang mungkin dilakukan Putin. Dan kekhawatiran itu semakin membentuk diskusi tentang apa yang bersedia dilakukan oleh pembuat kebijakan AS untuk Ukraina.
Menurut Burns, Putin awalnya yakin bisa merebut Kiev dalam 2 hari. Pasukan Rusia juga gagal merebut kota-kota besar lainnya. Bukan hanya itu ribuan personel diyakini tewas.
Mantan Duta Besar AS untuk Rusia yang sudah bertemu beberapa kali dengan Putin itu menegaskan, Putin tidak gila, namun kemarahannya akan semakin bertambah setelah mengetahui kondisi di lapangan yang tak sesuai harapan.
"Saya kira sekarang Putin marah dan frustrasi. Dia kemungkinan akan menggandakan dan berusaha menggulung pasukan Ukraina tanpa memperhatikan korban sipil," ujarnya, dikutip dari Associated Press, Senin (14/3/2022).
Tuduhan Rusia bahwa AS membantu Ukraina mengembangkan senjata kimia atau biologi, kata Burns, merupakan salah satu indikator Putin mulai kalap. Dia mungkin akan menggunakan senjata terlarang itu dalam operasi 'bendera palsu'.
Editor: Anton Suhartono