Rusia Bombardir Kampung Halaman Zelensky dengan Rudal Balistik, 18 Warga Ukraina Tewas
Sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim, serangan rudal berpresisi tinggi itu menargetkan pertemuan komandan unit dan instruktur Barat di sebuah restoran, dan mengakibatkan 85 orang tewas. Namun, kementerian itu tidak memberikan bukti.
Merespons klaim tersebut, militer Ukraina mengatakan Rusia telah menyebarkan informasi palsu untuk mencoba menutupi kejahatannya. Moskow telah menembakkan rudal balistik Iskander-M dengan hulu ledak klaster untuk memaksimalkan korban.
Sebelum serangan Rusia, kepala militer dari Inggris dan Prancis bertemu Zelensky di Kyiv. Pertemuan itu untuk membahas rencana pasukan penjaga perdamaian asing yang akan ditempatkan di Ukraina, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Namun, belum ada tanda-tanda kekerasan akan mereda.
Rusia juga menyerang Kryvyi Rih awal pekan ini, tepatnya sebuah gedung di pusat kota yang menewaskan empat orang. Semetara pada hari Kamis lalu, serangan drone Rusia di kota Kharkiv di timur laut juga menewaskan lima orang warga sipil.
Prancis dan Inggris menuduh Rusia menunda-nunda kesepakatan perdamaian dengan Ukraina. Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan kepada wartawan di pertemuan puncak NATO di Brussels, pemimpin Rusia bisa saja menerima gencatan senjata sekarang, tetapi malah terus membombardir Ukraina dan mengakibatkan penduduk sipil menjadi korban.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan Rusia mengetahui posisi Amerika. "Kita akan segera tahu dari jawaban mereka apakah mereka serius untuk melanjutkan perdamaian atau hanya menggunakan taktik menunda," ujarnya.
Editor: Maria Christina