Rusia Dapat Cuan Besar sejak Perang Ukraina, Pengamat: Mereka Lagi Berenang di Atas Uang!
WASHINGTON, iNews.id - Rusia untung besar dari penjualan minyak di tengah datangnya sanksi bertubi-tubi terkait invasi ke Ukraina. Permintaan minyak mentah Rusia justru meningkat dibandingkan dengan sebelum perang.
Pundi-pundi untung semakin besar didapat Rusia karena lonjakan harga minyak mentah global, yang saat ini berada di kisaran 100 dolar AS per barel.
“Rusia sedang berenang di atas uang,” kata Elina Ribakova, analis dari Institute of International Finance, kepada surat kabar Wall Street Journal (WSJ) yang tayang Senin kemarin.
Ribakova menjabarkan Rusia memperoleh 97 miliar dolar AS dari penjualan minyak dan gas hingga Juli tahun ini. Hampir 74 miliar dolar di antaranya didapat dari penjualan minyak mentah.
Data Badan Energi Internasional mengungkap Rusia memompa 7,4 juta barel minyak mentah dan produk seperti bensin dan solar ke pasar global setiap hari pada Juli saja. Angka tersebut hanya turun sekitar 600.000 barel per hari sejak awal 2022.
Ekspor energi Rusia berkembang pesat karena bisa mendapat pembeli baru, menggunakan alat pembayaran baru, serta cara baru untuk membiayai ekspor.
Meski banyak negara mengecam Rusia karena menyerang Ukraina, mereka tak bisa menutup mata atas kebutuhan minyak.
"Tidak ada yang cukup berani mengembargo 7,5 juta barel produk minyak Rusia setiap hari,” kata Sergei Vakulenko, analis dan yang juga mantan CEO sebuah perusahaan energi Rusia.
Saat Amerika Serikat serta sekutunya mengurangi impor minyak Rusia, jatah mereka diambil negara-negara Asia dan Timur Tengah. Negara-negara itu memilih netral dalam konflik Rusia-Ukraina.
Salah satu negara penyedot mintak Rusia adalah India. Negara itu awalnya tak nyaris tak menggunakan minyak dari Rusia, namun saat ini mengimpor hampir 1 juta barel per hari. Perusahaan energi India menandatangani kontrak dengan Rosneft untuk mengunci pasokan hingga 2028.
“Minyak Rusia akan menemukan jalan barunya ke India, China, dan pasar lainnya,” kata Evgeny Gribov, analis energi lainnya.
Editor: Anton Suhartono