MOSKOW, iNews.id – Rusia siap untuk menengahi konflik berpanjangan yang terjadi antara Israel dan Palestina. Namun, Amerika Serikat dikatakan tidak menginginkan keterlibatan Moskow dalam peran mediator tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Vershinin, Selasa (10/10/2023). Menurut dia, Rusia siap berkonsultasi dalam Kuartet Timur Tengah untuk membahas konflik Israel-Palestina. Namun, hal itu terganjal karena penentangan dari Washington DC.
Singapura Beri Sanksi 4 Warga Israel Pelaku Kekerasan terhadap Warga Palestina di Tepi Barat
“Kami siap melakukan upaya dan konsultasi apa pun, namun untuk membuka hambatan pada mekanisme yang tidak diinginkan oleh beberapa pihak, khususnya Amerika, jelas bahwa hal ini tidak mungkin dilakukan,” kata Vershinin kepada wartawan.
Kuartet Timur Tengah adalah kelompok yang terdiri atas empat entitas internasional dan supranasional yang dibentuk pada 2002 untuk memediasi proses perdamaian Israel-Palestina. Keempat entitas itu adalah PBB, AS, Rusia, dan Uni Eropa.
Punya Darah Palestina, Vlogger Terkemuka Nas Daily Pilih Utamakan Israel
Menurut Vershinin, AS selalu memblokir pekerjaan Kuartet Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, Rusia meyakini bahwa PBB dapat berperan untuk menemukan jalan keluar dari krisis tersebut.
Pascaserangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) kemarin, Rusia menyatakan keprihatinannya. Moskow pun menyerukan kepada pihak Palestina dan Israel untuk menghentikan kekerasan.
Tentara Israel yang Tewas oleh Hamas Bertambah Jadi 123 Orang, 41 Polisi Terbunuh
Moskow menyatakan, negosiasi yang tepat diperlukan untuk mewujudkan pembentukan negara Palestina merdeka sesuai batas-batas wilayah yang ditetapkan pada 1967 dengan ibu kota di Yerusalem Timur.
Tegas! Rusia Dukung Palestina Merdeka dengan Ibu Kota Yerusalem Timur
Juru Bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, pada akhir pekan lalu menyatakan, Moskow menganggap eskalasi konflik skala besar yang terjadi antara Palestina dan Israel saat ini sebagai akibat dari kegagalan Barat dalam mematuhi berbagai resolusi PBB.
“Ini (juga) manifestasi lain yang sangat berbahaya dari... pemblokiran oleh Barat terhadap upaya-upaya Kuartet Timur Tengah selaku mediator internasional yang terdiri atas Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB,” kata Zakharova.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku