Rusia: Kami Tidak Membantai Penduduk Sipil, Ukraina Mungkin Iya
WASHINGTON DC, iNews.id – Rusia menampik keras telah membantai ratusan penduduk sipil saat melakukan operasi militer di Kota Bucha, Ukraina. Bahkan, Moskow menduga rekaman video yang menunjukkan mayat-mayat di kota itu adalah rekayasa.
Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov mengatakan, pihak berwenang Ukraina sengaja melemparkan kesalahan pada Rusia terkait temuan di Bucha. Menurut dia, korban sipil yang berjatuhan di kota itu bisa saja terjadi sebagai akibat dari serangan oleh pasukan Ukraina.
Antonov menuturkan, Amerika Serikat sengaja menutupi fakta bahwa setelah penarikan pasukan Rusia, pasukan Ukraina justru membuat kota Bucha menjadi sasaran tembakan artileri. Tindakan pasukan Kiev itu dapat menyebabkan kerugian di antara penduduk sipil.
Antonov menyebut Ukraina berusaha untuk melemparkan kesalahan yang mereka lakukan sendiri kepada Rusia.
“Sementara, pasukan Rusia tidak memberikan apa-apa selain dukungan kepada rakyat Bucha, setelah mengirimkan lebih dari 450 ton bantuan kemanusiaan kepada penduduk setempat,” kata dia dalam sebuah wawancara dengan Newsweek, seperti dikutip kembali kantor Berita Sputnik, Senin (4/4/2022).
Diplomat itu yakin, tidak ada warga sipil yang terluka saat Bucha berada di bawah kendali pasukan Rusia.
Pihak berwenang Kiev dan sejumlah media baru-baru menyebarkan rekaman video yang diduga berasal dari Bucha, sebuah kota kecil di dekat Kiev, Ukraina. Rekaman itu menunjukkan mayat-mayat yang tergeletak di sepanjang jalan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, semua foto dan video yang dipakai untuk membuktikan kejahatan tentara Rusia di Bucha itu adalah bentuk provokasi lain yang dilakukan Ukraina. Sebab, unit-unit militer Rusia benar-benar menarik diri dari kota itu pada 30 Maret.
Sementara, banyak pemirsa yang menunjukkan bahwa “orang-orang mati” dalam video itu tidak diam. Mereka dapat terlihat bergerak dan bahkan bangun setelah kendaraan juru kamera melewatinya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Minggu (3/4/2022) kemarin mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh kelompok radikal Ukraina di Bucha hanya dimaksudkan untuk meningkatkan kekerasan dan mengganggu negosiasi perdamaian Rusia-Ukraina.
Pihak Ukraina mengklaim menemukan ratusan mayat di kota-kota di sekitar Kiev. Mereka pun menyebut mayat-mayat itu korban pembantaian oleh pasukan Rusia.
Setelah Rusia menarik diri dari beberapa daerah di sekitar Kiev, pejabat di Bucha (sebuah kota yang berjarak 37 km sebelah barat laut ibu kota Ukraina) mengatakan bahwa 300 penduduk telah dibunuh oleh pasukan Rusia. Sang pejabat menyebut pembantaian itu terjadi ketika tentara Chechnya menguasai daerah itu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil