Rusia Kecam Keputusan Trump yang Akan Tarik AS dari Perjanjian Nuklir
MOSKOW iNews.id - Rusia mengecam keputusan Presiden Donald Trump yang akan menarik Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Senjata Nuklir Jarak Menengah. Presiden Vladimir Putin mendesak adanya penjelasan dari Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton terkait hal itu.
Bolton mengunjungi Rusia selama dua hari untuk membahas masalah ini.
"Tindakan Presiden Trump merupakan langkah yang sangat berbahaya yang, saya yakin, tidak hanya tidak akan dipahami oleh masyarakat internasional tetapi akan memancing kecaman serius," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, seperti dilaporkan AFP, Senin (22/10/2018).
Dia menuduh AS berusaha memperoleh "supremasi total" di dunia. Rusia juga mengutuk apa yang disebut upaya AS untuk mendapatkan pengakuan melalui metode 'pemerasan'.
"Jika Amerika terus bertindak ceroboh dan kasar dan secara sepihak mundur dari perjanjian internasional, maka kita tidak akan punya pilihan selain melakukan tindakan pembalasan termasuk melibatkan teknologi militer," kata Ryabkov, kepada kantor berita RIA Novosti.
"Tapi kami tidak ingin sampai ke tahap ini," tambahnya.
Pada Sabtu (20/10/2018), Trump mengumumkan rencana AS meninggalkan Perjanjian Senjata Nuklir Tingkat Menengah yang dikenal sebagai INF, yang ditandatangani pada 1987 oleh presiden AS saat itu, Ronald Reagan. Trump menyebut Rusia telah melanggar kesepakatan.
Kesepakatan itu dinegosiasikan pada akhir 1980-an dan ditandatangani oleh Presiden Ronald Reagan serta mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev.
Perjanjian itu menuntut penghapusan rudal-rudal nuklir dan konvensional jarak pendek dan jarak menengah oleh AS dan Rusia.
Editor: Nathania Riris Michico