Rusia Klaim Hancurkan 975 Fasilitas Militer Ukraina
MOSKOW, iNews.id – Angkatan Bersenjata Rusia menghancurkan 975 fasilitas militer Ukraina sejak Moskow pertama kali melancarkan serangan ke negara tetangganya itu pekan ini. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayjen Igor Konashenkov, Minggu (27/2/2022).
“Sampai saat ini, Angkatan Bersenjata Rusia telah menyerang 975 fasilitas infrastruktur militer di Ukraina,” kata Konashenkov seperti dikutip kantor berita Sputnik, hari ini.
Dia mengungkapkan, ratusan objek yang diserang tentara Moskow itu antara lain terdiri atas 23 pos komando dan pusat komunikasi Angkatan Bersenjata Ukraina. Ada juga tiga pos radar; 31 sistem rudal antipesawat S-300, Buk M-1 dan Osa, serta; 48 stasiun radar.
“Delapan pesawat tempur dan tujuh helikopter, 11 kendaraan udara tak berawak, dua rudal taktis Tochka-U juga ditembak jatuh,” kata Konashenkov.
Dia juga mencatat bahwa terdapat 223 tank dan kendaraan lapis baja tempur lainnya, 28 pesawat, 39 peluncur roket ganda, 86 senjata artileri lapangan dan mortir, serta 143 unit kendaraan militer khusus milik Ukraina yang telah dihancurkan.
Selain itu, kata Konashenkov, resimen rudal antipesawat ke-302 Angkatan Bersenjata Ukraina, yang dilengkapi dengan sistem pertahanan udara Buk M-1, secara sukarela meletakkan senjata mereka dan menyerah di wilayah Kharkiv pada Sabtu (26/2/2022) kemarin.
Menurut juru bicara militer Rusia itu, kelompok nasionalis Ukraina dari Batalyon Azov menyerang daerah pemukiman Sartana di pinggiran Kota Mariupol. Mereka juga menyerang sebuah sekolah di kota itu dengan menggunakan sistem rudal Grad.
“Serangan itu mengakibatkan kerusakan bangunan tempat tinggal dan kematian di antara penduduk sipil,” katanya.
Pada Kamis (24/2/2022), Rusia memulai “operasi militer khusus” terhadap Ukraina. Serangan itu dilancarkan Moskow sebagai respons atas permintaan dari Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk. Kedua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina itu meminta bantuan Rusia untuk melawan agresi pasukan Kiev.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim, operasi khusus itu menargetkan infrastruktur militer Ukraina saja. Sementara penduduk sipil tidak dalam bahaya. Moskow pun mengatakan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.
Editor: Ahmad Islamy Jamil