Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu
Advertisement . Scroll to see content

Rusia Klaim Hancurkan Hampir 1.000 Drone Tempur Ukraina Selama Agresi

Senin, 23 Mei 2022 - 08:01:00 WIB
Rusia Klaim Hancurkan Hampir 1.000 Drone Tempur Ukraina Selama Agresi
Drone Bayraktar TB2, salah satu peralatan tempur andalan Ukraina (ilustrasi). (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id Rusia mengklaim sudah menghancurkan hampir 1.000 kendaraan udara tak berawak (UAV) alias drone tempur milik Ukraina sejak dimulainya agresi militer terhadap Kiev, Februari lalu.

“Secara total, sejak dimulainya operasi militer khusus, Angkatan Bersenjata Rusia telah menghancurkan 174 pesawat, 125 helikopter, 977 kendaraan udara tak berawak,” ungkap Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, Minggu (22/5/2022), seperti dikutip kantor berita Sputnik.
 
Sepanjang periode yang sama, kata dia, Rusia juga menghancurkan peralatan tempur Ukraina lainnya yang terdiri atas 317 sistem rudal antipesawat, 3.198 tank, dan kendaraan tempur lapis baja lainnya. 

“Berikutnya ada 408 sistem peluncuran roket ganda, 1.622 senjata artileri lapangan dan mortir, serta 3.077 unit kendaraan militer khusus,” ujar Konashenkov.

Dia mencatat, Angkatan Udara Rusia pada Sabtu (21/5/2022) malam menyasar 26 pusat personel dan peralatan militer Ukraina. Pasukan udara Moskow juga menghancurkan tiga pusat kendali dan fasilitas penyimpanan amunisi Kiev. 

Rudal presisi tinggi Rusia juga menghantam 13 pusat personel dan peralatan militer lainnya dan menghancurkan empat depot amunisi Ukraina.

“Akibat serangan itu, lebih dari 210 nasionalis (tentara Ukraina) tewas, 38 unit peralatan militer Ukraina dinonaktifkan,” kata juru bicara militer Moskow itu.

Konashenkov menuturkan, sistem pertahanan rudal Rusia akhir pekan kemarin juga berhasil mencegat dua rudal Ukraina yang diluncurkan dari peluncur roket berat Smerch.

Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, setelah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) meminta bantuan untuk membela diri dari provokasi pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

Rusia mengklaim, tujuan dari operasi khususnya adalah untuk demiliterisasi dan “denazifikasi” Ukraina.

Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, operasi militer itu untuk melindungi rakyat Donbas. “Mereka (rakyat Donbas) telah mengalami pelecehan, genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahu,” kata Putin, beberapa bulan lalu.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut