Rusia Klaim Ukraina Tolak Kerja Sama saat Pembukaan Koridor Kemanusiaan
MOSKOW, iNews.id - Rusia mengklaim Ukraina menolak tidak bekerja sama dalam evakuasi warga sipil di Kharkiv dan Sumy. Hampir 163.000 orang, termasuk 43.000 anak-anak, dievakuasi dari Ukraina ke Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu (6/3/2022) juga menyalahkan Ukraina atas gangguan dalam evakuasi warga sipil dari Kota Mariupol. Padahal, Rusia telah menciptakan semua kondisi untuk mendirikan koridor kemanusiaan.
Sebelumnya, Rusia mengumumkan gencatan senjata sementara di beberapa kota Ukraina pada Senin (7/3/2022) sebagai bagian dari dibukanya koridor kemanusiaan. Penghentian serangan berlaku mulai pukul 10.00 waktu Moskow.
Kantor berita Interfax, mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, melaporkan beberapa kota yang akan diterapkan sebagai koridor kemanusiaan adalah Kharkiv, Mariupol, Sumy, dan Kiev.
Melalui koridor kemanusiaan ini, warga sipil akan diberi kesempatan meninggalkan zona pertempuran serta masuknya berbagai bantuan, termasuk medis, bagi mereka yang bertahan.
Menurut Kemhan Rusia, mereka yang ingin meninggalkan Kiev akan diterbangkan ke Rusia. Ditegaskan, Rusia akan mengerahkan drone untuk memantau evakuasi warga sipil serta sebagai upaya agar pihak Ukraina tidak bisa menipu Rusia dan seluruh dunia.
Perang Rusia di Ukraina telah memicu kemarahan dari komunitas internasional. Uni Eropa, Inggris dan AS di antara yang memberlakukan berbagai sanksi ekonomi terhadap Moskow.
Menurut angka PBB, sedikitnya 364 warga sipil tewas dan 759 lainnya terluka di Ukraina sejak Rusia melancarkan perang. Dikhawatirkan, jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.
Badan Pengungsi PBB melaporkan, lebih dari 1,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina menuju negara-negara tetangga.
Editor: Umaya Khusniah