Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia: Pernyataan Trump soal Uji Coba Nuklir AS Sangat Jelas, Tak Ambigu
Advertisement . Scroll to see content

Rusia Minta Jepang Relakan Pulau Sengketa jika Ingin Damai, Bawa-Bawa Samurai 

Rabu, 31 Januari 2024 - 03:01:00 WIB
Rusia Minta Jepang Relakan Pulau Sengketa jika Ingin Damai, Bawa-Bawa Samurai 
Dmitry Medvedev meminta Jepang untuk merelakan 4 pulau yang disengketakan jika ingin mewujudkan perjanjian damai pasca-Perang Dunia II (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Rusia meminta Jepang untuk menghentikan klaim teritorial atas pulau-pulau yang disengketakan di Pasifik jika ingin mewujudkan kesepakatan damai. Kedua negara belum menyepakati perjanjian damai permanen sejak Perang Dunia II.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia yang juga mantan Presiden Dmitry Medvedev menanggapi pernyataan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang mendukung perjanjian damai dengan Rusia. Rusia menyebut kepulauan itu dengan Kuril.

"Tidak ada seorang pun yang menentang perjanjian damai dengan pemahaman bahwa... 'masalah teritorial' ditutup untuk selamanya sesuai konstitusi Rusia," kata Medvedev, dalam pernyataan di media sosial X, seperti dilaporkan kembali Reuters, Selasa (30/1/2024).

Konstitusi Rusia diubah pada 2020 yakni melarang penyerahan wilayah kepada kekuatan asing.

Medvedev menegaskan, Jepang juga harus menerima langkah Rusia untuk mengembangkan kepulauan Kuril serta menempatkan senjata baru.

“Kami tidak peduli dengan ‘perasaan Jepang’ mengenai apa yang disebut ‘Wilayah Utara’. Ini bukan wilayah yang disengketakan, tapi (milik) Rusia,” kata Medvedev.

Bukan hanya itu, Medvedev mengungkit soal tradisi prajurit samurai yang bunuh diri jika gagal menjalankan misi.

"Para samurai yang merasa sangat sedih dapat mengakhiri hidup dengan cara tradisional Jepang, dengan melakukan seppuku (ritual bunuh diri Jepang dengan mengeluarkan isi perut). Jika mereka berani, tentu saja," katanya.

Medvedev menyebut Jepang terlalu lembek kepada Amerika Serikat meski negara itu dijatuhi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.

Pernyataan Medvedev itu kemungkinan besar akan membuat marah Jepang yang juga mengklaim empat pulau paling utara negara itu di lepas pantai Hokkaido. Rusia menyebutnya dengan Kepulauan Kuril.

Diplomat dari kedua negara pernah membicarakan kemungkinan menghidupkan kembali draf perjanjian era Uni Soviet yang mempertimbangkan pengembalian dua dari empat pulau tersebut ke Jepang sebagai bagian dari perjanjian damai. Namun Rusia menarik diri dari perundingan dengan Jepang seraya membekukan proyek ekonomi bersama terkait kepulauan tersebut pada 2022.

Keputusan itu diambil sebagai respons atas sanksi Jepang terhadap entitas Rusia terkait invasi ke Ukraina. Hubungan kedua negara semakin renggang sejak itu.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut